MENGENAL MACAM- MACAM GANGGUAN BERBAHASA April 2024

MENGENAL MACAM- MACAM GANGGUAN BERBAHASA – Gangguan berbahasa secara garis besar dibagi dua. Pertama, gangguan akibat faktor medis ; dan kedua, akibat factor lingkungan sosial. Yang dimaksud akibat faktor medis adalah gangguan baik itu akibat kelainan fungsi otak maupun kelainan alat- alat bicara. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor lingkungan sosial adalah lingkungan kehidupan yang tidak alamiah manusia, seperti tersisih atau terisolasi dari lingkungan kehidupan masyarakat manusia yang sewajarnya.
Secara medis menurut sidharta ( 1984 ) gangguan berbahasa itu dapat dibedakan atas tiga golongan, yaitu (1) gangguan berbicara, (2) gangguan berbicara, dan (3) gangguan berpikir. Ketiga gangguan ini masih bias diatasi kalau penderita gangguan itu mempunyhai daya dengar yang normal, bila tidak tentu menjadi sukar atau sangat sukar.MACAM- MACAM GANGGUAN BERBAHASA
1.   Ganguan Berbicara
a.      Gangguan Mekanisme Berbicara
berbicara adalah suatu proses produksi ucapan oleh kegiatan terpadu dari pita suara, lidah, otot- otot yang membentuk rongga mulut serta kerongkongan, dan paru- paru. Maka gangguan berbicara berdasarkan mekanismenya ini dapat dirinci menjadi beberapa gangguan berbicara diantaranya adalah :
  1. gangguan akibat faktor fulmonal, yaitu gangguan berbicara yang dialami oleh penderita penyakit paru- paru, sehinnga cara berbicaranya diwarnai oleh nada yang monoton, volume suara yang kecil sekali, dan terputus- putus.
  2. gangguan akibat faktor laringal, yaitu gangguan yang diakibatkan oleh kerusakan pita suara, sehingga suara yang dihasilkan menjadi serak atau hilang sama sekali.
  3. akibat faktor Lingual, yaitu gangguan berbicara yang dialami oleh penderita sariawan maka gerak aktivitas lidah itu dikurangi semaunya.
  4. gangguan akibat faktor resonansi yaitu gangguan berbicara yang menyebabkan suara yang dihasilkan menjadi bersengau misalnya, pada orang sumbing yang suaranya menjadi bersengau.
b.      Gangguan Akibat Multifaktorial
Gangguan akibat multifaktorial atau berbagai faktor bisa menyebabkan terjadinya gangguan berbicara, antara lain :
  1. berbicara serampangan atau sembrono adalah berbicara dengan cepat sekali, dengan artikulasi yang rusak sehingga apa yang diucapkan sukar dipahami
  2. berbicara propulsif adalah gangguan berbicara yang terdapat pada para penderita penyakit Parkinson yaitu kerusakan pada otak yang menyebabkan otot menjadi gemetar, kaku, dan lemah.
  3. Berbicara mutis ( mutisme ), penderita ganguan ini tidak berbicara sama sekali. Sebagian dari mereka mungkin masih dianggap membisu, yakni memang sengaja tidak mau berbicara.
c.       Gangguan Psikogenik
gangguan berbicara psikogenik adalah gangguan berbicara di bidang mental. Gangguan bebicara psikogenik ini antara lain sebagai berikut :
  1. Berbicara manja yaitu berbicara karena ada kesan yang melakukannya meminta perhatian untuk dimanja.
  2. berbicara kemayu, gangguan berbicara ini berkaitan dengan peranggai kewanitaan yang berlebihan. Berbicara kemayu dicirikan oleh gerak bibir dan lidah yang menarik perhatian lafal yang dilakukan secara ekstra menonjol ataui ekstra lemah gemulai.
  3. berbicara gagap adalah berbicara yang kacau karena sering tersendat- sendat, mendadak berhenti, lalu mengulang- ulang suku kata pertama, kata- kata berikutnya, dan setelah berhasil mengucapkan kata- kata itu kalimat dapat diselesaikan.
  4. berbicara latah yaitu perbuatan membeo, atau menirukan apa yang dikatakan orang lain.
2.   Gangguan  Berbahasa
a.   Afasia Motorik
kerusakan pada belahan otak yang dominan yang menyebabkan terjadinya afasia motorik bisa terletak pada lapisan permukaan ( leksikortikal ) daerah broca
  1. Afasia Motorik Kortikal yaitu hilangnya kemampuan untuk mengutarakan isi pikiran dengan menggunakan perkataan. 
  2. Afasia Motorik Subkortikal yaitu tidak dapat mengorganisasi pikirannya dengan menggunakan pekataan tetapi masih bisa mengeluarkan perkataan dengan cara membeo.
  3. Afasia Motorik Transkortikal yaitu dapat mengutarakan perkataan yang singkat dan tepat, tetapi masih mungkin menggunakan perkataan substitusinya.
b.   Afasia Sensorik
adalah penderita ini kehilangan pengertian bahasa lisan dan bahasa tulis. Namun, ia masih memiliki curah verbal meskipun hal itu tidak dipahami oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
3.   Gangguan berfikir
Gangguan berfikir dapat berupa hal-hal berikut
  1. pikun suatu fungsi penurunan, fungsi memori, atau daya ingat dan daya pikir lainnya yang dari hari ke hari semakin buruk
  2. sisofrenik adalah gangguan berbahasa akibat gangguan berfikir. Seorang penderita sisofrenia dapat berbicara terus menerus.
  3. Depresi adalah orang yang tertekan jiwanya memproyeksikan penderitanya pada gaya bahasanya dan makna curah verbalnya.
4.   Gangguan Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial adalah terasingnya seorang anak manusia, yang aspek biologis bahasanya normal dari lingkungan kehidupan manusia. Keterasingannya bisa disebabkan karena diperlakukan dengan sengaja bisa juga karena hidup bukan dalam alam lingkungan manusia, melainkan dipelihara oleh binatang.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==