Seringkali
manusia ‘terlena’ ketika telah mendapatkan suatu kenikmatan atau
kesenangan tertentu. Tak terkecuali pada hari raya Idul Fitri, hari yang
seharusnya menjadi ‘bukti’ kefitrahan jiwa dan hati kita dari perbuatan
dosa. Namun terkadang tanpa kita sadari, beberapa hal yang dilarang
atau dimakruhkan justru begitu marak di hari yang fitri ini. Berikut
adalah hal-hal yang seyogianya kita hindarkan :
#1. Berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan (tabdzir)
Seringkali
pada saat hari raya Iedul Fitri, karena begitu banyaknya makanan yang
relatif istimewa, kita lupa dengan ‘kapasitas’ perut kita, sehingga
terlalu banyak mengkonsumsi makanan. Baik makan besar maupun makan
kecil. Sementara Allah SWT telah mengingatkan kita :
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ تُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan
makan dan minumlah kalian, tapi janganlah kalian berlebih-lebihan.
Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
(QS. Al-A’raf 31)
#2. Berlebih-lebihan dalam berpakaian dan berdandan.
Seringkali
pakaian yang bagus dan indah yang memang disunnahkan untuk dikenakan
pada hari raya Iedul Fitri, menjadikan kita terjebak pada sifat
berlebihan dalam berpakaian ataupun berdandan, sehingga terkadang
‘aurat’ tidak terjaga, atau berpakaian terlalu ketat, atau juga terlalu
menyolok (baca; tabarruj). Sehingga dosa-dosa yang telah terampuni
kembali masuk dalam diri kita. Oleh karenanya, sebaiknya dalam
berpakaian tidak melanggar batasan-batasan syar’I, baik bagi pria maupun
wanita. Allah SWT berfirman :
وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُولَى
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (Al-Ahzab 33)
#3. Berjabat tangan antara pria dan wanita yang bukan mahromnya.
Hal
ini juga terkadang sering terlalaikan dalam merayakan Iedul Fitri
terhadap sanak saudara, tetangga atau teman dan kerabat. Padahal
berjabat tangan bagi yang bukan mahromnya adalah termasuk perbuatan yang
dilarang. Dalam sebuah hadits digambarkan :
عَنْ
عُرْوَةَ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ عَنْ بَيْعَةِ النِّسَاءِ قَالَتْ
مَا مَسَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ
امْرَأَةً قَطُّ (رواه مسلم
“Dari
Urwah ra, bahwasanya Aisyah memberitahukannya tentang bai’at wanita.
Aisyah berkata, Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh dengan tangannya
seorang wanita sama sekali.” (HR. Muslim)
#4. Berlebih-lebihan dalam tertawa dan bercanda.
Tertawa,
bercanda, mendengarkan hiburan termasuk perkara yang dimubahkan
terutama pada Iedul Fitri. Namun yang tidak diperbolehkan adalah ketika
perbuatan tersebut berlebihan, sehingga melupakan kewajiban atau
menjerumuskan pada sesuatu yang dilarang. Dalam Al-Qur’an Allah
berfirman :
فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلاً وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Maka
hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (Attaubah 82)
#5.Mengulur-ulur waktu shalat.
Dengan
alasan silaturahmi atau halal bi halal keluarga besar atau kerabat
maupun teman sejawat, seringkali ‘mengulur-ulur’ waktu pelaksanaan
shalat. Hal ini juga bukan merupakan perbuatan yang baik. Karena
seharusnya kita malaksanakan shalat pada waktunya, tanpa
mengulur-ulurnya.
#6. Boros dalam pengeluaran uang.
Iedul
Fitri juga sering menjadi ajang untuk menghambur-hamburkan uang pada
sesuatu yang ‘manfaatnya’ kurang. Kecuali jika dalam rangka untuk
memberikan santunan kepada kerabat keluarga yang membutuhkan, namun
itupun juga tidak boleh berlebih-lebihan. Dalam Al-Qur’an Allah
mengatakan :
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang demikian. (Al-Furqan 67)
Inilah
diantara hal-hal yang perlu kita hindarkan bersama, agar kita tidak
kembali terjerumus dalam perbuatan maksiat dan dosa. Dan alangkah
baiknya jika sesama muslim kita saling ingat mengingatkan, agar tercipta
kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT.
Penutup
Inilah sekelumit hal yang berkaitan dengan Iedul Fitri. Marilah kita
mencoba mengamalkannya sesuai dengan tuntunan sunnah, dan menjauhi dari
hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Agar makna fitri tersebut
benar-benar lekat dengan diri kita. Dan jangan sampai justru ketika
Iedul Fitri, menjadi “ajang” kemaksiatan bagi kita, setelah sekian lama
dibersihkan dengan amal ibadah di bulan Ramadhan. Sehingga peningkatan
demi peningkatan akan terealisasikan dalam diri kita, dan kita
benar-benar menjadi insan yang bertakwa. Semoga Allah SWT menerima
seluruh amalan kita, dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H :
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Semoga
Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang kembali
(kepada fitrah) dan sebagai hamba-hamba-Nya yang menang (melawan hawa
nafsu). Dan semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita semua.
Wallahu A’lam Bis Shawab
By. Rikza Maulan Lc., M.Ag