Pengertian
Persediaan
Persediaan adalah asset
yang penting dalam suatu perusahaan.Hal itu disebabkan karena persediaan
mempunyai nilai yang cukup besar mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya
biaya operasi dan kelancaran operasi perusahaan. Untuk lebih memahami mengenai
persediaan dibawah ini dikemukakan definisi persediaan menurut para ahli :
Mardiasmo (2002:31)
bahwa:
“Persediaan adalah
barang-barang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk: (1)
dijual (barang dagangan dan barang jadi); (2) masih dalam proses pengolahan
untuk diselesaikan, kemudian untuk dijual (barang dalam proses): (3) akan
dipakai untuk memproduksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan
pembantu)”.
Sedangkan menurut
Prawirosentono (2000:61) bahwa:
“Persediaan
adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan
bahan mentah (bahan baku/raw material),
barang setengah jadi (work in process)
dan barang jadi (finished good)”.
Lebih lanjut Alexandri
(2009:122) mengemukaan bahwa:
“Persediaan
adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku
yang menunggu penggunaannya dalam satu proses produksi”.
Berdasarkan pendapat
para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah aktiva yang
terdapat dalam perusahaan baik itu persediaan bahan baku, barang setengah jadi
maupun barang jadi yang sudah siap untuk dijual dan dikirim kepada pelanggan.
2.1.1.2
Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan terdiri dari
beberapa jenis sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan.Dalam perusahaan
dagang hanya dikenal dengan persediaan barang dagangan yaitu barang yang dapat
diperjual belikan dan merupakan aktifitas utama perusahaan.Sedangkan pada
perusahaan manufaktur persediaan biasanya terdiri dari bahan baku, persediaan
barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Menurut Rangkuti
(2002:7-8) bahwa:
“Jenis-jenis
persediaan dapat dibedakan kedalam dua kelompok yaitu jenis-jenis persediaan
menurut fungsinya dan jenis-jenis persediaan menurut jenis dan posisi barang”.
Untuk lebih jelasnya
jenis-jenis persediaan tersebut lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:
1.
Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya
Adapun
jenis-jenis persediaan menurut fungsinya adalah:
a.
Batch
Stock/Lot Size Inventory
Persediaan
yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang
dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
b.
Fluctuation
Stock
Persediaan
yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat
diramalkan.
c.
Anticipation
Stock
Persediaan
yang diadakan untuk mengahadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan,
berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi
penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.
2.
Jenis-Jenis Persediaan Menurut Jenis Dan
Posisi Barang
Adapun
jenis-jenis persediaan menurut jenis dan posisi barang adalah:
a.
Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory)
Bahan
baku adalah bahan-bahan utama yang akan diolah melalui proses produksi menjadi
barang jadi. Contohnya, bahan baku daun pandan menjadi samak.
b.
Persediaan Dalam Proses (Work InProcess)
Barang
dalam proses adalah bahan baku yang telah diolah dalam proses produksi namun
pengerjaannya belum selesai. Oleh karena itu, persediaan dalam proses merupakan
akumulasi dari pemakaian bahan baku dan pembebanan biaya pabrik lainnya seperti
upah buruh langsung dan biaya overhead pabrik yang telah terjadi dalam proses
produksi barang. Untuk menyelesaikannya diperlukan biaya tambahan.
c.
Persediaan Barang Jadi (Finished Good Inventory)
Persediaan
barang jadi merupakan total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai
diproduksi, tetapi belum dijual.
Ketiga
persediaan tersebut disajikan kedalam neraca dan menunjukkan saldo pada akhir
periode tertentu. Dengan demikian, perusahaan manufaktur harus menyediakan tiga
perkiraan untuk masing-masingjenis persediaan tersebut yaitu: Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi. Sedangkan untuk perusahaan dagang hanya
menyediakan satu perkiraan untuk persediaan yaitu perkiraan persediaan barang
dagang.
3.
Persediaan Barang Dagangan
Salah
satu asset yang penting dalam perusahaan dalam perusahaan dagang adalah
persediaan barang dagangan.Hal itu karena persediaan barang dagangan merupakan
sumber penghasilan utama bagi perusahaan dagang.Untuk lebih memahami mengenai
persediaan barang dagangan dibawah ini dikemukakan definisi menurut para ahli:
Menurut
Haryono (2005:100) bahwa: “Persediaan barang dagangan adalah segala macam
barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan”.
Sedangkan
menurut Soemarso (2004:384) bahwa: “ Persediaan barang dagangan (merchandise inventory)adalah
barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali”.
Lebih
lanjut lagi menurut Michell (2006:227) mengemukakan bahwa: “Persediaan barang
dagangan adalah barang-barang yang dibeli untuk dijual lagi sebagai aktivitas
utama perusahaan untuk memperoleh pendapatan”.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan barang
dagangan adalah semua barang dagangan yang dimiliki perusahaan untuk dijual
kembali sebagai aktifitas utama perusahaan selama satu periode.
2.1.1.3
Peranan Persediaan
Pada
dasarnya persediaan akan mempermudah dan memperlancar jalannya operasi
perusahaan/pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi
barang-barang, selanjutnya menyampaikan kepada langganan atau konsumen.
Menurut
Rangkuti (2002:7) bahwa: persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai
barang jadi, antara lain berguna untuk:
1.
Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya
barang
2.
Menghilangkan risiko barang yang rusak
3.
Mempertahankan stabilitas operasi
perusahaan
4.
Mencapai penggunaan mesin yang optimal
5.
Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya.
2.1.1.4 Fungsi-Fungsi Persediaan
Rangkuti
(2002:12) mengemukakan bahwa: “Fungsi persediaan ada 3 yaitu: (1) Fungsi Decoupling, (2) Fungsi Economic Lot Sizing, dan (3) Fungsi
Antisipasi”. Ketiga fungsi tersebut lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:
1.
Fungsi Decoupling
Adalah
persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa
tergantung pada supplier.Persediaan
bahan mentah disediakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan dalam proses
diadakan agar departemen-departemen dan proses individual perusahaan terjaga
“kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan
produk yang tidak pasti dari para langganan.Persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan
disebut fluctuation stock.
2.
Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan
lot size ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit
menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan
melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan
biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan-persediaan (biaya sewa
gedung investasi, risiko dan sebagainya).
3.
Fungsi Antisipasi
Apabila
perusahaan mengadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan
diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan
musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).
2.1.1.5 Faktor-Faktor Yang Menentukan
Persediaan
Dalam
menentukan kebijaksanaan tingkat persediaan barang yang optimal, maka perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Manahan (2005:86)
mengemukakan bahwa: faktor-faktor yang menentukan persediaan adalah sebagai
berikut:
1.
Biaya Persediaan barang (Inventory Cost)
Biaya
berkaitan dengan pemilikan dapat dibedakan kedalam:
a.
Holding
Cost (Carrying cost), Merupakan biaya yang dikeluarkan
karena memelihara barang atau opportunity
cost sebagai akibat melakukan investasi dalam barang dan bukan pada
investasi lainnya.
b.
Ordering
cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memesan barang
dari supplier untuk mengganti barang
yang telah terjual.
c.
Stock-out
Cost, merupakan biaya yang timbul karena kehabisan barang
pada saat diperlukan.
2.
Seberapa besar permintaan barang oleh
pelanggan dapat diketahui? Apabila permintaan barang dapat diketahui, maka
korporasi dapat menentukan barang dalam suatu periode. Kebutuhan barang dalam
periode ini yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan.
3.
Lama penyerahan barang antara saat
dipesan dengan barang tiba atau disebut sebagai lead time atau delivery time.
4.
Terdapat atau tidak ada kemungkinan
untuk menunda pemenuhan pesanan dan pembeli atau disebut sebagai backlogging.
5.
Kemungkinan diperolehnya discount atas pembelian dalam jumlah
yang besar. Dengan menerima discount
untuk pembelian dalam jumlah besar, total biaya persediaan barang akan
berkurang, tetapi jumlah pembelian jumlah barang yang besar dapat menimbulkan
biaya penyimpanan (holding cost).
Pembelian kurang dari jumlah minimum tidak akan memperoleh discount dan biaya pesanan akan meningkat. Dengan demikian terdapat
trade off dalam keputusan untuk memperoleh discount atau tidak.
2.1.1.6
Perputaran
Persediaan
Perusahaan
yang bergerak dibidang dagang harus menyimpan persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Menurut
Soemarso (2004:392) mengemukakan bahwa:
“Perputaran
persediaan menunjukkan berapa kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual
diganti selama satu periode”.
Sedangkan
menurut Jumingan (2008:128) menjelaskan bahwa:
“Perputaran
persediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode
akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan barang adalah
suatu ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan barang berputar selama
satu periode”.
Adapun
rumus perputaran persediaan barang menurut Jumingan (2008:128) yaitu:
Perputaran
Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Rata-rata
Sedangkan untuk mendapatkan besarnya persediaan rata-rata
dapat digunakan rumus:
Persediaan
Rata-rata = Persediaan Awal+Persediaan Akhir
2
Menurut
Lukman Syamsudin (2004:47) tingkat perputaran persediaan adalah :
“Suatu
alat ukur likuiditas atau aktivitas Inventorydidalam
suatu perusahaan”.
Perhitungan
perputaran persediaan adalah sebagai berikut:
Inventory
Turnover = Cost of Goods Sold
Average Inventory
(Lukman
Syamsudin, 2004:47)