PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Vertebrata
merupakan hewan bertulang belakang. Vertebrata merupakan salah satu subfilum
dari filum chodrata. Vertebrata terbagi atas lima kelas, yaitu pisces, amphibi,
reptil, aves dan mamalia. Tingkatan kelas yang paling sederhana yaitu pisces
sampai ke tingkat yg paling rumit yaitu mamalia. Vertebrata di sebut juga hewan
tingkat tinggi karena telah memiliki ruas tulang belakang. Ada sekitar
50.000 jenis hewan bertulang belakang (vertebrata) yang diketahui sampai saat
ini. Mereka hidup pada semua lingkungan biologi baik di daratan, air laut, air
tawar, maupun udara. Walaupun bentuk dan ukuran tubuhnya beragam tetapi
mempunyai struktur dasar tubuh yang sama. Hewan bertulang belakang umumnya
terdiri dari kepala dan tubuh. Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen.
Hewan bertulang belakang yang hidup di darat biasanya mempunyai leher.
Di
antara kelima kelas vertebrata ini yang paling menarik perhatian kami adalah
pisces dan amphibia. Karena merupakan kelas yang paling sederhana diantara
kelas-kelas lainnya dalam sub filum vertebrata.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas dapat kami rumuskan hal- hal yang akan kami sajikan dalam
makalah ini diantaranya :
1. Bagaimana
morfologi dari pisces?
2. Bagaimana
anatomi tubuh pisces?
3. Bagaimana
sistem reproduksi pisces?
4. Bagaimana
morfologi dari amphibia?
5. Bagaimana
anatomi tubuh amphibia?
6. Bagaimana
sistem reproduksi amphibia?
C. Tujuan
1. Supaya
mengetahui bagaimana morfologi dari pisces.
2. Supaya
mengetahui bagaimana anatomi tubuh pisces.
3. Supaya
mengetahui bagaimana ssistem reproduksi pisces.
4. Supaya
mengetahui bagaimana morfologi dari amphibia.
5. Supaya
mengetahui bagaimana anatomi tubuh amphibia.
6. Supaya
mengetahui bagaimana sistem reproduksi amphibia.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Tujuan
di susunnya makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IPA 1. Dan
juga untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana ciri-ciri pisces dan amphibi yang
penting untuk di identifikasi dan melakukan diskripsi, determinasi dan klasifikasi
pada pisces dan ampibi.
BAB 2
PEMBAHASAN
PISCES
2.1 Morfologi Pisces
Kelompok
pisces (ikan) adalah
binatang bertulang belakang yang hidup di air, bernapas dengan insang. Ikan
mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping untuk
memudahkan bergerak di dalam air Secara umum ikan dibedakan berdasarkan
penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan berkerangka tulang rawan dan
ikan berkerangka tulang sejati.
Kelompok
ikan berkerangka tulang rawan kerangkanya tersusun dari tulang rawan
yang elastis. Terdapat sekitar 1.000 jenis meliputi hiu, ikan pari, ikan cucut.
Kelompok
ikan berkerangka tulang sejati mempunyai tulang tengkorak dan
tulang rangka serta ruas-ruas tulang belakang. Ikan bergerak dengan bantuan
sirip yang diperkuat oleh tulang rusuk. Sirip ikan dibedakan atas sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor.
Adapun morfologi
pisces secara umum yaitu :
a. Ditutupi
oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang.
b. Tubuh
terdiri atas Kepala.
c. Rangka
tersusun atas tulang sejati Tidak ada daun telinga.
2.2 Anatomi Pisces
Ciri-ciri anatomi:
a. Mempunyai
hati, tetapi lambung hanya merupakan pembesaran dari usus. Pada usus terdapat katup-katup
spiralis.
b. Memiliki
insang yang memiliki operculum dan celah insang. Gelembung renang terdiri
oksigen, CO₂, N₂,
dan berfungsi sebagai alat bantu pernafasan. Pada dipnoi terdapat pneumatosista
yang berfungsi sebagai paru-paru apabila ikan hidup di lumpur yg mengandung air
sedikit.
c. Jantung
beruang dua darah mendapat O₂
dalam filament-filamen insang.
d. Memiliki
pronefron atau ginjal. Pada aghata tidak ada system portal ginjak.
e. Otak
terdiri dari 5 bagian 10 saraf cranial Hewan betina memiliki sepasang ovarium
dan sepasang oviduk, ovipar, atau vivipar.
2.3 Sistem Reproduksi
Ikan
Pada dunia perikanan, organ dalam pada ikan ini
biasa disebut Gonad. Pada betina memiliki Ovary
dan pada jantan memiliki Testis.
Ovary
1.
Ovary pada ikan terdiri
dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur sendiri, ada yang
besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang
dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya
ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding
dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini
disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran
telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning
telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.
2.
Ovarium pada
Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen.
Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe
ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
3.
Saluran reproduksi
Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu
ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian
anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di
kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan
ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei
tidak memiliki kloaka.
Testis
1.
Testis adalah organ reproduksi jantan yang
terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan
berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu
lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan
tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan
bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital.
2.
Testis berjumlah
sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium.
Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan
seringkali berlobus.
3.
Saluran reproduksi, pada
Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian
anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis
dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian
posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis,
lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan
bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi
dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada
2 cara, yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan
pembuahan di luar (external fertilization). Namun demikian
kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external fertilization).
Ikan yang melakukan pembuahan diluar
disebut ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam
tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”. Proses pembuahan sel telur (oosit)
oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel telur
melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil. Umumnya hanya satu sperma
yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel
sperma disebut zigot.
Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan di
dalam disebut ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara
melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal
fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina, kemudian
melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan yang
berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae, seperti
platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang baik, tetapi jumlah
anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung
induk terbatas (seperti pada halnya manusia).
Proses kawinnya ikan didahului dengan
pematangan sel-sel telur pada betina dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan
jantan. Selanjutnya proses kawin (spawning) pada ikan ini berlangsung secara
alamiah/insting.
Diketahui ada cara lain
dalam perkembangbiakan ikan yang direkayasa oleh manusia. Proses ini disebut “kawin
suntik”. Namun proses ini umumnya adalah untuk mematangkan gonad pada
ikan yang dirangsang sedemikian rupa sehingga si ikan mudah mengeluarkan
telurnya dan mempercepat proses fertilisasi.
Pada sebagian besar ikan, betina dan
jantan merupakan individu terpisah. Akan tetapi, pada beberapa famili, seperti
Sparidae dan Serrinadae, jantan dan betinanya bisa terdapat pada satu invidu
sehinga mereka dapat melakukan pembuahan sendiri. Fenomena ini dikenal sebagai hermaphroditic.
Pada hermaphroditic, telur dan sperma sama-sama dihasilkan (baik pada waktu
sama, maupun berbeda), selanjutnya mereka kawin dengan jenis hermaprodit
lainnya. Pembuahan sendiri secara eksternal bisa terjadi pada ikan hermaphrodit
yang akan mengeluarkan telur dan sperma secara simultan. Pada jenis
hermaphrodit yang lain pembuahan internal sendiri juga dapat berlangsung.
AMFIBI
2.4
Morfologi Amfibi
Kelompok
hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab
tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa
berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa
hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk
kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan
untuk mengatur suhu tubuhnya.
Adapun
Ciri-ciri morfologinya yaitu :
a. Dapat
hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab.
b. Disebut
juga hewan yang mempunyai tempat hidup (habitat) di dua alam.
c. Hewan
bernafas dengan paru-paru dan kulit. Telur dan berudu katak hidup di air
kemudian setelah.
d. Kulit
terdiri dari dermis Tidak memiliki daun telinga
2.5 Anatomi
amfibi
Ciri-ciri anatomi amfibi yaitu:
a. Pencernaan
sempurna, berahang juga berkloaka. Mulut berlidah..
b. Alat
pernafasan berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pertukaran gas terjadi pada
kulit.
c. Larfa
bernafas dengan insang.
d. Jantung
beruang tiga, dua serambi dan satu bilik. Peredaran darah tertutup terdapat
arteri karotis, sistemik, dan pulmokutaneus. Memiliki 3 macam pembuluh balik
yaitu vena kafa, vena porta, dan vena pulmokutanus.
e. Ginjal
tipe mesonefroid dengan saluran kemih urin keluar lewat kloaka. Kandunga kemih
merupakan gelembung tipis di sebelah sisi ventral kloaka Otak terbagi menjadi
lima bagian dengan 10 saraf cranial. Memiliki kelenjer endokrin dan kelenjer
tiroid. Telur terbungkus gelatin, di letakkan dalm air, menetas menjadi larva
dan mengalami metamorphosis menjadi katak dewasa.
2.5
Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak
jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak
terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan
melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak
betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan
ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur
(membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah
sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui
oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan
menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah
sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah
terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga
kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu
awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada
tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa
fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal
kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan
sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan
menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga
paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua
organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.
BABIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di simpulkan
bahwa vertebrata terbagi atas lima kelas, yaitu pisces, amphibi, reptil, aves
dan mamalia. Salah satunya pisces dan ampibi.
Pisces adalah binatang bertulang
belakang yang hidup di air, bernapas dengan insang. Ikan mempunyai sirip yang
berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping untuk memudahkan bergerak di
dalam air. Sedangkan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab
tanpa bulu yang hidup di dua alam.