A. JUDUL
PENELITIAN
“Upaya
meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD materi Lingkaran di SMP Tunas Bangsa Cilegon”
B. PENDAHULUAN
Salah satu masalah mendasar dalam
pendidikan di SMP Tunas Bangsa Cilegon adalah masih rendahnya prestasi siswa dalam belajar Matematika.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data hanya 20% siswa yang menguasai materi
Lingkaran dengan baik.
Salah
satu faktor penyebabnya antara lain kurangnya
kualitas materi pembelajaran, pembelajaran yang monoton yang mengakibatkan siswa
cepat bosan, serta metode
pengajaran yang mekanistik serta buruknya sistem penilaian.
Metodologi mengajar perlu dikuasai
dan dilaksanakan oleh guru karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM)
bergantung kepada cara mengajar guru, menurut Adrian sebagai Pendidik harus
melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan tipe belajar siswa dan kondisi
serta situasi yang ada pada saai itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan oleh Pendidik dapat terwujud/tercapai (Adrian : 2004). Oleh karena itu yang melatar belakangi penelitian
ini adalah ;
- perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia terus mengalami perubahan dan perkembangan.
- . perubahan dalam masyarakat dan tafsiran kita tentang tuntutannya.
- proses pembelajaran harus bertumpu pada masyarakat sebagai media pembelajaran, sehingga materi ajar lebih ilmiah yang pada akhirnya prestasi hasil belajar siswa meningkat.
- guru mengajar hanya mengejar hasil akhir, kurang memperhatikan prosesnya.
- siswa terbiasa belajar individual sehingga keterampilan bekerja berkelompok harus dibiasakan.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut diatas maka peneliti mengambil judul “Upaya meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi Lingkaran di SMP Tunas Bangsa Cilegon”
C. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah,
maka rumusan dan batasan maslah dalam penelitian ini adalah ;
- Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Lingkaran di SMP Tunas Bangsa Cilegon?
D. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Ingin mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD materi Lingkaran dapat meningkatkan hasil belajar Matematika di SMP Tunas Bangsa Cilegon.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
dengan
diketahuinya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar Matematika siswa pada
materi Lingkaran,
peneliti dapat memberikan informasi bagi guru dalam rangka memperbaiki proses
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
F.
KAJIAN PUSTAKA
1. Model
Belajar
Istilah model pengajaran dibedakan
dari istilah strategi pengajaran, atau prinsip pengajaran. Istilah model
pengajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode,
atau prosedur. Istilah model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu : rasional teoritik yang
logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Istilah model pengajaran meliputi
pendekatan suatu model pengajaran yang lebih luas dan menyeluruh. Model-model
pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan : tujuan pembelajarannya, pola
urutannya, dan sifat lingkungan belajarnya.
Yang dimaksud dengan sintaks (pola
urutan) dari suatu model pengajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur
tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan
pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran tertentu
menunjukan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan guru atau
siswa. (Depdiknas, materi PTBK buku 3 : 2005)
2. Model
Belajar Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Model pengajaran kooperatif memiliki ciri-ciri :
a.
untuk
menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
b.
Kelompok
di bentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.
c.
Jika
dalam kelas, terdapat siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis
kelamin yang berbeda maka diupayakan agar dalam tiap kelompok pun terdiri
dari,ras, suku budaya, jenis kelmain yang berbed pula.
d.
Penghargaan
lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perseorangan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai 3
tujuan penting, yaitu :
1.
Hasil
belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang
berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami
konsep-konsep yang sulit.
2.
Penerimaan
terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar
siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan
latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain suku, agama, kemampuan akademik,
dan tingkat sosial.
3.
Pengembangan
keterampilan sosial.
Model kooperatif bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan social yang dimaksud
dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah : berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.
Pada model pembelajaran kooperatif
terdapat 6 langkah utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah
memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya
langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat
dari table berikut :
Fase ke
|
Indikator
|
Aktivitas /
kegiatan guru
|
1
|
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan acuan.
|
3
|
Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok-kelompok belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efisien.
|
4
|
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
memepresentasikan hasil kerjanya.
|
6
|
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.
|
Bila diperhatikan langkah-langkah
model pengajaran kooperatif pada tabel diatas maka tampak bahwa proses
demokrasi dan peran aktif siswa dikelas sangat menonjol dibandingkan dengan
model-model pengajaran yang lain.
3. Model
belajar Kooperatif Tipe STAD
STAD (Student Teams Achievement
Division) merupakan salah satu system pembelajaran kooperatif yang didalamnya
siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari 4 atau 5 anggota yang
mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis yang berbeda. Guru memberikan
pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk
memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang
diberikan. Kemudian siswa melaksanakan tes atau materi yang diberikan dan
mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya. Nilai tes yang
diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka peroleh
sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi kriteria diberi nilai
tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok (Drs.H.
Zainal Aqib.M.Pd , 2003:69)
Berikut adalah unsur-unsur dalam
pembelajaran kooperatfif tipe STAD :
a.
Tujuan
kognitif untuk memberikan informasi akademik sederhana.
b.
Tujuan
sosial untuk menjalin kerjasama dalam kelompok.
c.
Struktur
kelompok terdiri dari kelompok heterogen dengan 4 – 5 orang anggota.
d.
Pemilihan
topik ditentukan oleh guru
e.
Tugas
utama yang dilakukan siswa adalah menggunakan LKS dan saling membantu untuk
menuntaskan materi belajarnya.
f.
Penilaian
berupa tes mingguan.
g.
Pengakuan
dalam bentuk lembar pengakuan dan publikasi lain.
G. HIPOTESIS
Rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1.
Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
siswa pada materi Lingkaran di SMP Tunas
Bangsa Cilegon.
H. METODE
PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di SMP Tunas
Bangsa Cilegon kelas IX.A dengan pertimbangan : (a) Di SMP Tunas Bangsa
Cilegon Kelas IX.A merupakan kelas yang mempunyai nilai rata-rata terendah, maka dipandang
perlu adanya penelitian tentang model pembelajarn kooperatif tipe STAD sehingga
prestasi Matematika siswa meningkat sesuai dengan harapan. (b) kemudahan dalam pelaksanaan
penelitian karena peneliti merupakan staf pengajar di SMP Tunas
Bangsa Cilegon .
2.
Waktu
Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan Juli tahun 2010 sampai
dengan bulan Oktober tahun 2010, menggunakan jenis perlakuan tindakan kelas ( class room
action research ) dengan menggunakan 2 siklus.
3. Subyek Penelitian.
Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII.A SMP
Tunas Bangsa Cilegon tahun ajaran 2010 – 2011. Yang
terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pengambilan
subyek penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas yang mampu mewakili siswa
kelas VIII secara keseluruhan, kelas VIII.A ini
dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan peneliti ingin mencari suatu
strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan penguasaan materi Lingkaran bagi
para siswa.
I. Tehnik dan alat pengumpul
Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini dalam pengumpulan data digunakan
berbagai tehnik antara lain :
1.
Tes Tertulis
Tes tertulis disini digunakan untuk mengumpulkan data siswa berkenaan hasil
pengusaan materi Lingkaran yang dikuasai siswa , setelah siswa mengikuti suatu
proses perlakuan yang dilakukan oleh
peneliti, sehingga didapatkan hasil yang akurat dan dapat menggambarkan secara
jelas kemampuan siswa dalam menguasai materi Lingkaran tersebut.
2.
Alat Pengumpul Data.
Untuk mengetahui kemampuan yang dikuasai siswa dalam penguasaan materi yang
dijadikan obejek penelitian ini,
peneliti menggunakan alat yang berupa tes tertulis yang telah dirancang
oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang telah tertuang didalam kisi – kisi soal
.
3.
Deskripsi perilaku ekologis
Pada teknik ini peneliti mencatat observasi dan pemahaman urutan
perilaku siswa dengan lengkap meliputi :
a.
suasana kelas
b.
perilaku masing – masing siswa saat mengikuti
pembelajaran di dalam kelas
J. Indikator Keberhasilan
Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila
dalam penelitian ini :
1. Penguasaan materi Lingkaran kelas VIII.A
SMP Tunas Bangsa Cilegon pada akhir penelitian ini meningkat hingga mencapai 90 %
siswa telah mencapai nilai diatas batas ketuntasan minimal.
2. Penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model
pembelajaran yang efektif
untuk mengajarkan materi bangun Lingkaran, dalam hal ini ditandai dengan
peningkatan hasil nilai yang didapatkan masing – masing siswa.
K. Prosedur Penelitian Tiap Siklus
Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
1. Diskripsi siklus I.
a.
Tahap perencanaan tindakan.
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan
adalah:
1)
Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan materi Lingkaran.
2)
Peneliti merancang skenario pembelajaran yang dapat
mengaktifkan secara kelompok besar.
3)
Merancang alat pengumpul data yang berupa tes dan
digunakan untuk mengetahui pemahaman
kemampuan siswa yang berkaitan dengan materi Lingkaran.
b.
Tahap pelaksanaan tindakan.
1)
Pada siswa diberikan penjelasan umum tentang tujuan
penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik
mengenahi pengumpulan data maupun kegiatan –kegiatan yang lain.
Kegiatan
dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : (a) Memberikan penjelasan secara
umum tentang pokok bahasan yang diajarkan dengan mengunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tehnik menstimulir rasa ingin tahu siswa (b)
Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. (c) Mengamati dan
mencatat siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (d) Mengumpulkan
hasil pengujian yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas (e) Menganalisa hasil tes yang diberikan
setelah siswa diajar dengan tehnik menstimulir secara kelompok besar.
2)
Peneliti mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran
klasikal yang telah dirancang dan mencatat kegiatan – kegiatan yang dilakukan
oleh masing – masing siswa.
3)
Peneliti memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa berkaitan dengan materi bangun ruang sisi lengkung
c.
Tahap observasi tindakan.
Peneliti mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat siswa
mengikuti pengajaran dan menanyakan pada siswa
yang kurang aktif dalam pembelajaran tentang kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya.
d.
Tahap refleksi.
Peneliti menganalisa hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi yang
dilakukan pada siswa guna menentukan langkah berikutnya. Peneliti membuat
pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi
yang dilakukan.
2. Diskripsi siklus II.
a.
Tahap perencanaan tindakan.
1)
Mempersiapkan fasilitas dan sarana yaitu dengan membuat
kelompok siswa dengan penyebaran siswa yang menguasai materi awal yaitu materi
yang telah disampaikan pada siklus I .
2)
Membuat pengurus pada masing – masing kelompok mencakup
fasilitator, pencatat , juru bicara dan pengatur waktu.
3)
Membuat bahan ajar yang akan disampaikan pada masing –
masing kelompok.untuk didiskusikan
b.
Tahap pelaksanaan tindakan.
1)
Peneliti memberikan penjelasan tentang pokok bahasan Lingkaran
yang akan dipelajari serta menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
berkaitan dengan pengajaran dalam tehnik menstimulir siswa untuk belajar
bersama dalam kelompok.
2)
Siswa yang telah menguasai pada materi awal di siklus I
dimohonkan memimpin pembahasan bahan ajar yang diberikan peneliti. Bahan ajar
yang diberikan berisi tugas memecahkan masalah tindak lanjut dari siklus I.
3)
Memberi kesempatan pada masing – masing kelompok untuk
menyajikan hasil diskusi
4)
Pembahasan materi ajar yang siswa dalam satu kelas
mengalami kesulitan ataupun salah dalam apersepsinya
5)
Memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menguasai pengerjaan soal bangun Lingkaran.
c.
Tahap observasi tindakan.
1)
Peneliti mencatat hasil-hasil yang diperoleh anak didik serta
mencatat kesalahan – kesalahan yang dilakukan anak didik dalam mengerjakan
masalah yang berkaitan dengan bahan ajar yang diberikan.
2)
Peneliti mencatat kesalahan –kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan masalah pada bahan ajar yang diberikan..
d.
Tahap refleksi.
Peneliti membuat inventarisasi kesulitan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan masalah pada bahan ajar yang diberikan serta mendata siswa yang
telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan mampu mendapatkan nilai diatas
standart ketuntasan belajar.
L.
JADWAL PENELITIAN
Berikut adalah jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas model pembelajaran kooperatif tipe
STAD di SMP Tunas Bangsa Cilegon
NO
|
Tanggal/Bulan
|
Jenis Kegiatan
|
Uraian kegiatan
|
1.
|
2 – 24 Juli 2011
|
Tahap persiapan
|
1.
memilih
masalah.
2.
Studi
pendahuluan
3.
Merumuskan
masalah
4.
Merumuskan
anggapan dasar
5.
Memilih
pendekatan
6.
Menentukan
variable dan sumber data
|
2.
|
4 Ags – 26 Sep 2011
|
Tahap pelaksanaan
|
1.
menentukan
dan menyusun instrument.
2.
Mengumpulkan
data.
3.
Analisis
data.
4.
Menarik
kesimpulan.
|
3
|
27 Sep – 15 Nop 2007
|
Tahap pelaporan
|
Menyusun laporan
|
M. DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,S (1996). Prosedur penelitian. PT. RINEKA CIPTA, Jakarta
Margono. S. (2004). Metodologi penelitian pendidikan. PT. RINEKA CIPTA, Jakarta
Sudijono, A (1996). Pengantar evaluasi pendidikan. PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta
Daryanto, H (1999). Evaluasi pendidikan. PT. RINEKA CIPTA, Jakarta
Arikunto, S (1990). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. PT. BUMI AKSARA, Jakarta
Aqib, Z. (2004). Karya tulis ilmiah. CV. YRAMA WIDYA, Bandung
----- (2005), Materi pelatihan terintegrasi, Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Jakarta
----- (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Jakarta
Bobbi De Porter dkk. (2005), Quantum Learning, PT. MIZAN PUSTAKA, Bandung
Nurdin, M dkk (1998), Matematika 3, PT. REMAJA ROSDA KARYA, Bandung