CONTOH PROPOSAL PENGGUNAAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM UPAYA MENINGKATKAT PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Pembelajaran dengan menggunakan
metode mempresentasikan ide pada rekan peserta lain merupakan salah satu model pembelajaran yang
direkomendasikan kurikulum saat ini. Pembelajaran dengan menggunakan
metode belajar mempresentasikan ide pada rekan peserta laindinilai memungkinkan guru memberikan lebih banyak perhatian terhadap
siswa danmemungkinkan
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa. Adakalanya siswa lebih mudah belajar dari temannya sendiri,
adapula siswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih
temannyasendiri. Pembelajaran cara ini mendorong siswa belajar lebih efektif, memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar,
berkembangnya daya kreatifdan
sifat kepemimpinan siswa,
serta dapat memenuhi kebutuhan secara optimal.
Banyak
guru, terutama yang mengajar mata
pelajaran IPS, menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan metode belajar
mempresentasikan ide pada rekan peserta lain . Mereka telah membagi tugas
terlebih dahulu mengenai materi yang akan di bahas untuk di pelajari. Namun,
guru-guru tersebut mengeluh
bahwa hasil kegiatannya tidak
seperti yang mereka
harapkan.Siswa bukannya memanfaatkan kegiatan tersebut secara baikuntuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka, malah memboroskan waktu dengan
bermain, bergurau dan sebagainya. Para siswa pun mengeluhtidak bisa menemukan
materi lainselain materi yang di berikan oleh guru karena keterbatasan sumber
belajar. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN
METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM UPAYA MENINGKATKAT PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI SITUJAYA I KECAMATAN
KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT”
B. Rumusan Masalah
Merujuk uraian pada latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan
dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:
1. Apakah
pembelajaran kooperatif tipe student
facilitator and explaining dapat meningkatakan hasil belajar IPS di SDN Situjaya I Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut?
2. Seberapa
tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran IPS dengan diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif model student
facilitator and explaining pada
siswa
di SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut?
C.Tujuan
Penelitian
1. Mendapatkan informasi tentang penggunaanmodel
pembelajaran kooperatif tipe student
facilitator and explaining dalam meningkatkan hasil belajar IPS di SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan
Kabupaten Garut
2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar di SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut pada mata pelajaran IPS Terpadu setelah
diterapkannya pembelajarankooperatiftipestudent facilitator and explaining.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dari penelitian
ini, sebagai berikut:
- Bagi sekolah sebagai penentu kebijakan,sebagai salah satu upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu .
- Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
- Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritik
1. Pengertian
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar
dalam kegiatan
belajarnya (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995:787). Dari pengertian ini, maka
hasil belajar adalahpenguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru.
Menurut Nawawi
(1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
a.
Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau
kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan
suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
b.
Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c.
Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah
laku.
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara
baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar
sesamanya.Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan
dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas
Abdurrahman dan Bintoro (200: 78) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi
yang silih asah, silih asih, dan silih
asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”
b. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di
dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen
dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: “(1) saling ketergantungan
positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4)
keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial
yang secara sengaja diajarkan” (Abdurrahman & Bintoro, 2000:78-79)
3. MetodeStudent Facilitator and Explaining
Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode yang
mengharuskan guru untuk memfasilitasi dan mengembangkan potensi yang di miliki
siswa.Metode ini menurut guru untuk memfasilitasi kegiatan pembelajran misalnya
dengan menyediakan alat peraga, sumber referensi dan bisa menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif.Metode ini juga menuntut guru untuk mengetahui
potensi yang di miliki siswa, sehingga pelaksanaan pengajaran tersebut bisa di
sesuaikan dengan potensi yang di miliki siswa.Agar tujuan pembelajaran dapat di
harapkan bisa tercapai.
Selain itu,
metode ini juga mengharuskan siswa untuk lebih aktif, berani untuk mengemukan
pendapat dan bisa menyanpaikan kembali apa yang telah di dapat selama proses
pembelajaran kepada teman-temannya selama proses pembelajaran berlangsung,
sehingga dengan di laksanakannya metode pembelajaran ini bisa melahirkan siswa
yang aktif, inovatif dan kreatif.
Menurut
Kiranawati (2007) langkah-langkah pembelajaran dari metode student facilitator
and explaining adalah:
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai;
- Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi;
- Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan / peta /konsep maupun yang lain-lain
- Guru menyampaikan ide / pendapat dari siswa;
- Guru menerangkan semua materi yang di sajikan saat itu;
- Penutup
Kelebihan
metode student facilitator and explaining
adalah “siswa di ajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain,dapat
mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat memahami
materi tersebut”.(Kiranawati 2007)
Di samping memiliki kelebihan tipe ini juga mempunyai
kekurangan-kekurangan,di antaranya menurut Kiranawati (2007) kekurangan
tersebut adalah
1.
Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja
yang tampil.
2.
Banyak siswa yang kurang aktif
Kekurangan-kekurangan
tersebut dapat di atasi dengan kemampuan dan potensi yang di miliki oleh guru untuk
menjadi motivator bagi siswa dan dapat merancang kegiatan pembelajaran
semenarik mungkin supaya siswa tidak merasa bosan danjenuh selama kegiata
pembelajran berlangsung.
B. Kerangka
Berpikir
Peranan
guru dalam proses belajar mengajar bila ditelusuri secara mendalam, proses
belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pndidikan formal di sekolah di
dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pemgajaran.
Komponen-komponen itu dapat dikelompokan kedalam tiga katagori utama, yaitu :
1.
Guru
2.
Isi mata pelajaran
3.
Siswa
Interaksi
antara ke tiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode,
media dan penataan lingkungan tempat belajar, sehigga terjadi situasi belajar
mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang direncanakan sebelumnya.
Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar
mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu :
- Merencanakan
- Melaksanakan pengajaran
- Memberikan balikan
Perencanaan
proses belajar mengajar yang dibuat, merupakan antisipasi perkiraan tentang apa
yang akan dilaksanakan dalam pengajaran, sehingga tercipta suatu situasi yang
memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mengantarkan siswa mencapai
tujuan yang duharapkan. Dalam melakukan proses pengajaran sebelumnya seorang
pengajar harus mempunyai :
- Rencana atau tujuan yang hendak dicapai;
- Bahan pengajaran apa yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan
- Bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan
- Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak. (Ali, 2002; 4-5).
Berdasarkan
uraian diatas dalam melaksanakan proses pengajaran, ada beberapa factor yang
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar itu, diantaranya:
- Faktor Guru
Setiap
guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri.Pola mengajar ini tercermin dalam
tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran.
- Faktor Siswa
Setiap
siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian.Kecakapan yang
dimiliki siswa itu mempunyai kecakapan potensial.
- Faktor Kurikulum
Secara
sederhana arti kurikulum ini menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola
interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
tertentu.
- Faktor lingkungan
Lingkungan
ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada
sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
- Media atau Alat Peraga
Media
atau alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pelajaran yang di sampaikannya kepada siswa dan
mencegah terjadinya perbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan
banyak perbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan
lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa
tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.
Belajar
yang efektif harus mulai dengan pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan
lebih efektif jika dibantu dengan media atau alat peraga pengajaran dari pada
siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran dan metode yang sesuai.
C. Hipotesis Tindakan
“Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkinatau paling tinggi tingkat kebenarannya” (Margono, 2004:67).
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, hipotesi penelitian tindakan sebagai
berikut:
- Degan disusunnya rencana pembelajaran tentang Students Facilitator And Explaining, maka kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Students Facilitator And Explaining dapat meningkat.
- Setelah melaksanakan kegiayan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Students Facilitator And Explaining, maka diharapkan kemampuan guru dalam melaksanakan prpses pembelajaran dengan metode tersebut dapat meningkat.
- Setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Students Facilitator And Explaining, maka diharapkan pemahaman siswa tentang perkembangan kehidupan zaman pra sejarah di Indonesia dapat meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Subjek
Penelitian
Yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Situjaya I Kecamatan
Karangpawitan Kabupaten Garut.
2.
Prosedur Penelitian
a.
Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran,latihan
soal,pembahasan latihan soal,tugas pekerjaan rumah (kegiatan penelitian utama)
pembahasan PR, ulangan harian.
b.
Tindakan (action)/ kegiatan,mencangkup
1)
Siklus I, meliputi : pendahuluan,kegiatan pokok dan
penutup.
2)
Siklus II (sama dengan siklus I)
3)
Siklus III (sama dengan siklus I dan II)
c.
Observasi
Observasi dilaksanakan waktu penelitian,teknik yang
dilakukan adalah tekhnik obervasi terstruktur.Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan pedoman berupa angket siswa dan lembaran
obervasi. Observasi ini dilakukan selama
penelitian berlangsung agar data yang didapatkan valid.
d.
Refleksi
Di dalam refleksi perlu adanya pembahasan antara
siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari
penelitian.
3.
Sumber, Jenis dan teknik Pengumpulan Data
a.
Sumber Data :
Meluputi nilai ulangan harian, catatan hasil observasi
guru.
b.
Jenis Data
1)
Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari evaluasi hasil belajar
2)
Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan
aktivitas siswa.
c.
Teknik Pengumpulan Data
No
|
Instrumen
|
Teknik Pengumpulan Data
|
Ket
|
1.
|
Penilaian
hasil belajar
|
Di
lakukan setelah KBM
|
|
2.
|
Lembar
pengamatan siwa
|
Di
lakukan saat KBM
|
|
3.
|
Pendapat
siswa tentang diskusi
|
Di
lakukan setelah KBM
|
|
4. Jadwal
No.
|
Kegiatan
|
Minggu ke
|
|||||||||||
Oktober
|
Nopember
|
Desember
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Perencanaaan
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Proses
pembelajaran
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Pengumpulan
data
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Analisis
data
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
6.
|
Penyuluhan
hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
7.
|
Pelaporan
hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.
Margono. 1997. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Mukhlis, Abdul. (Ed).
2000. Penelitian Tindakan Kelas.
Makalah PanitianPelatihan Penulisan
Poerwodarminto.1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.
Slameto, 1988.Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti.
1997. Teori Belajar dan Model
Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.