Langkah-Langkah dalam Menyusun Kerangka Pemikiran dalam Penelitian April 2024

Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta , observasi dan kajian kepustakaan. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian.
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengumukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Menurut Muhamad (2009:75) Kerangka berpikir adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004:25) Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. 
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pengertian kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang di susun dari berbagai teori yang dideskripsikan, berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan tersebut selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Langkah-Langkah dalam menyusun kerangka pemikiran:
1. Menetapkan variabel yang diteliti 
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel yang merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian
Membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Sedangkan hasil penelitian yang dapat dibaca seperti laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi. 
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitan tersebut. 
4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian 
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah toeri-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak. 
5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain.
6. Sintesis Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan semantara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis
7. Kerangka Berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka begitu: jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi.
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berpikir berbunya “jika guru kompeten maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar”
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel –variabel yang akan diteliti harus dijelaskan dan diberi nama.
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan/hubungan antara variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasar.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antara variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paragdigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka yang dikemukakan dalam penelitian.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==