CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) April 2024


JUDUL PROPOSALPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIFDALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA)

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IVA MI Sindangraja Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014)

A.      Latar Belakang
     Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan setiap pribadi, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Keterampilan membaca pada semua jenjang pendidikan menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Melalui aktivitas membaca, siswa akan memperoleh berbagai informasi yang belum pernah mereka dapatkan dan mengetahui segala peristiwa yang terjadi. Baik itu peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, ataupun peristiwa yang akan datang.

Membaca  adalah keterampilan  yang  tidak  terpisahkan  dalam  seluruh  proses pembelajaran. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran yang dialami   siswa  selama menuntut   ilmu di  sekolah. Kerampilan membaca, berfungsi sebagai alat untuk meraih keberhasilan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak hanya  pada studi bahasa Indonesia saja melainkan untuk menguasai setiap mata pelajaran. Hal ini membuktikan bahwa keterampilan membaca sangatlah penting pada setiap pembelajaran di sekolah.

Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Membaca itu penting  dalam kehidupan yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca (Farida Rahim, 2008:1)

Pembelajaran membaca di kelas IV MI/SD bertujuan agar siswa mampu membaca teks bacaan dan memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, membaca pantun, dapat menemukan kalimat utama pada tiap paragraf, menemukan makna dan informasi secara tepat dalam bacaan melalui membaca memindai. Pembelajaran membaca ini dilaksanakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, mata pelajaran itu diatur pelaksanaannya menurut kurikulum yang bertolak dari standar kompetensi-kompetensi dasar, dan indikator belajar yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan dan studi pendahuluan peneliti yang dilaksanakan di MI Sindangraja ditemukan kemampuan siswa kelas IV A dalam pembelajaran menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif masih rendah. Rendahnya kemampuan tersebut ditandai oleh adanya ketidakmampuan siswa dalam hal (1) menjawab pertanyaan bacaan, (2) menentukan ide pokok setiap paragraf bacaan, (3) meringkas isi bacaan, dan (4) membuat kesimpulan bacaan. Hal ini dapat terlihat dari nilai yang diperoleh dalam  menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif masih masih kurang baik.

Rendahnya keterampilan tersebut dipengaruhi faktor strategi pembelajaran yang digunakan masih belum menunjang. Selama ini guru di dalam pengajaran membaca intensif tidak menerapkan  strategi  pembelajaran  yang menarik perhatian siswa.  Strategi  yang  digunakan tidak sesuai  dengan  kondisi  dan  kemampuan  siswa. Guru lebih dominan memberikan pengajaran melalui ceramah yang bisa membuat siswa menjadi jenuh, bahkan bermain-main dalam belajar, siswa kurang termotivasi dalam belajar, siswa tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, sehingga proses belajar-mengajar menjadi tidak efektif dan kurang berkesan dihati  siswa.

Pembelajaran membaca intensif pada dasarnya  siswa  memerlukan strategi membaca yang tepat. Strategi membaca ini menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Ada beberapa model-model strategi membaca diantaranya adalah strategi directed reading thinking activity (DRTA).
Strategi directed reading thinking activity (DRTA) adalah suatu strategi yang digunakan untuk memperluas dan memperkuat kemampuan membaca siswa. Melalui strategi ini, guru dapat meminta siswanya untuk membuat berbagai prediksi sebelum dan selama kegiatan membaca. Guru  memperhatikan  siswanya dengan meminta mereka untuk menilai prediksi mereka menurut logika dan memberikan dukungan terhadap analisis mereka. Guru juga dapat menyuruh  siswanya untuk membuat pertanyaan sendiri dengan prediksi mereka. Rasa keingintahuan terhadap kebenaran jawaban mereka akan meningkatkan motivasi untuk lebih cermat dalam membaca teks tersebut, sehingga mereka dapat memahami isi bacaan dan menemukan kalimat utama dengan mudah. Strategi DRTA, sangatlah tepat jika diterapkan dalam keterampilan membaca intensif. Hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca intensif  dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas untuk dapat memajukan pola berpikir siswa dan dapat melakukan perubahan kemampuan siswa. Penulis mengambil judul penelitian “PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA).

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran membaca intensif dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf dengan menggunakan strategi directed reading thingking activity (DRTA) pada siswa kelas IVA  MI Sindangraja ?
2.  Bagaimanakah perubahan kemampuan siswa kelas IVA MI Sindangraja dalam membaca intensif untuk menemukan kalimat utama pada setiap paragraf setelah diterapkan strategi directed reading thingking activity (DRTA) ?

C.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.    Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran membaca intensif dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf dengan menggunakan strategi directed reading thingking activity (DRTA)
2.    Mendeskripsikan perubahan kemampuan siswa dalam kegiatan membaca intensif dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf setelah diterapkan strategi directed reading thingking activity (DRTA).

D.      Manfaat Penelitian
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait sebagai berikut:
1.    Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan akan memperkaya pemahaman penulis tentang penggunaan strategi directed reading thingking activity (DRTA)  dalam  pembelajaran membaca intensif, sehingga ke depan lebih berusaha untuk kreatif dalam mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia.
2.    Bagi guru
Guru dapat memperoleh wawasan dan memanfaatkan hasil penelitian ini dalam pembelajaran membaca khususnya membaca intensif dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf. Melalui penelitian ini guru bisa menentukan strategi yang cocok untuk merangsang minat belajar siswa dalam membaca.
3.    Bagi siswa
Siswa MI Sindangraja diharapkan akan mendapat wawasan dan memiliki pandangan yang baik terhadap pelajaran yang selama ini dianggap membosankan, sekaligus  untuk mengembangkan dan meningkatkan kreativitas, bakat, serta gagasannya terhadap pembelajaran membaca intensif.
     Manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut:
1.    Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis, kegiatan penelitian ini adalah mengembangkan ilmu pendidikan tenteng implementasi teknik penjumlahan berulang dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran fakta dasar menulis karangan sederhana di kelas III MI 1 Condong.
2.    Manfaat Praktis 
Manfaat secara praktis adalah memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman.

E.       Kerangka Pemikiran
     Masalah yang timbul dan terjadi pada pembelajaran membaca intensif ini adalah proses belajar siswa kurang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Ini mengakibatkan hasil belajar siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran. .
     Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi rendahnya keaktifan dan prestasi belajar tersebut adalah dengan cara melaksanakan perbaikan pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi yaitu strategi directed reading thingking activityStrategi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa secara maksimal sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan munculnya permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil dari tes siklus 1 dan siklus II kemudian dibandingkan dalam hal pencapaian nilai. Hal tersebut, dilakukan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan strategi pembelajaran membaca intesif dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf dengan menggunakan strategi directed reading thingking activity. Melalui strategi ini, diharapkan dapat meningkatkatnya prestasi dan ketuntasan belajar siswa minimal 85% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.

F.       Hipotesis
     Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2010: 110 )
    Berdasarkan definisi di atas, maka peneliti membuat hipotesis tindakan bahwa strategi  directed reading thinking activity (DRTA)  dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama melalui membaca intensif.

G.      Kerangka  Teori
1.      Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD/ MI
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuam dan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai kurikulum sekolah yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP berfungsi sebagai pedoman yang mengatur kegiatan pendidikan sehari- hari, dalam kurikulum berisi uraian tentang jenis- jenis program yang diselenggarakan di sekolah serta penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sekolah perlu disempurnakan secara terus menerus sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya serta berdasar pada tanggapan, kritik, masukan, dan saran dari praktisi, pakar ahli, dan masyarakat.
     Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Standar Kompetensi dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dikelompokan ke dalam beberapa aspek yaitu : mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek Apresiasi sastra terintegrasi pada ke-empat aspek tersebut yang dijadikan sebagai alat untuk mengembangkannya dimana aspek penilaiannya dikeleompokan kedalam aspek tersebut yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. 
     Di dalam standar nasional pendidikan sebagai pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan telah dinyatakan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut :
a.       Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.
b.      Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
c.       Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbafai tujuan.
d.      Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e.       Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual Manusia Indonesia
2.      Pengertian Membaca
Menurut Tarigan (1979 :10) “ membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.”
Nurhamzah ( 2010:6 )mengungkapkan “ membaca adalah sebuah proses berpikir, yang termasuk didalamnya mengartikan, menafsirkan arti, dan menerapkan ide- ide dari lambing.”
Terkait dengan pengertian membaca Rahim ( 2009: 2 ) mengemukakan “ membaca merupakan suaru proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimilikinya oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna”.
Membaca adalah suatu peoses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh kesan, pesan, yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui media kata-kata atau bahasa tulis, atau suatu peroses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kalimat akan terlihar dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan tetap dapat diketahui.
3.    Tujuan Membaca
Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ; 2004 : 15 ).
Tarigan, (1979:10) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1.    Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
2.    Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3.    Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).
4.    Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
5.    Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
6.    Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
7.    Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)

       Yunus Abidin (2010:9) berpendapat tujuan membaca adalah sebagai berikut :

Tujuan membaca adalah  : (1) membaca untuk pengetahuan, yakni membaca yang dilakukan intuk menemukan berbagai informasi yang sangat berguna dalam rangka mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan pada diri seseorang; (2) membaca untuk menghasilkan, yakni membaca yang dilakukan untuk dapat mendatangkan keuntungan dari segi financial; (3) membaca untuk hiburan, yakni membaca yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatann kesegaran, dan kesenangan.

     Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dinyatakan bahwa tujuan membaca adalah kemampuan untuk memperoleh makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi.
4.    Membaca Intensif
     Pengertian intensif adala secara sungguh-sungguh (giat dan secara mendalam) untuk memperoleh efek yang maksimal terutama untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam waktu singkat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1976:384)
Tarigan, (1979:10) mengemukakan “ membaca Intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksankan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira- kira dua sampai empat halaman setiap hari.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara sungguh-sungguh (mendalam), sehingga informasi yang disampaikan melalui tulisan dapat secepatnya dipahami.
5.    Membaca intensif menemukan kalimat utama pada tiap paragraf
Salah satu bahan pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV sekolah dasar adalah membaca intensif menemukan kalimat utama pada tiap paragraf. Bahan pembelajaran ini dipelajari siswa pada semester 2. Untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi ini perlu ditunjang oleh pemahaman guru, baik terhadap materi, sumber belajar, dan teknik yang tepat untuk membelajarkannya. Kekurang seriusan dalam mengupayakan hal ini akan berakibat pada siswa sulit mempelajarinya. Atas dasar itu, hal ini harus benar-benar terencanakan dengan matang. Secara sederhana uraian materi ajar yang akan disajikan kepada siswa, sebagaimana terdeskripsikan berikut.
a.    Paragraf
        Menurut Tampubolon, (1987: 85) Paragraf adalah :
“ satuan pengembangan terkecil dari suatu karanganSebagai satuan terkecil, paragraf mengandung suatu pikiran pokok. Pokok inilah yang dikembangkan, dalam arti dijabarkan, oleh kalimat- kalimat yang membentuk paragraf itu.”
Dari pengertian diatas, penulis dapat mneyimpulkan bahwa paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau hanya mengacu pada satu gagasan pokok. Topik dituangkan ke dalam suatu kalimat yang disebut dengan kalimat topik atau kalimat utama, sedangkan kalimat yang menjelaskan kalimat topik disebut kalimat penjelas.
b.     Kalimat  utama dan  kalimat penjelas
    Kalimat penjelas  adalah yang mengandung gagasan penjelas. (Akhadiah, 1999 : 72).
Kalimat utama adalah kalimat menyatakan gagasan yang merangkum seluruh isi kalimat dalam paragraf itu. Hanya pada paragraf-paragraf tertentu, kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.
6.    Strategi
     Joni (1989 dalam Rahim, 2009:36) memberikan penjelasan bahwa “strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” 
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa strategi adalah cara yang dipilih untuk membantu atau menfasilitasi suatu kegiatan sehingga tercapai satu tujuan yang diharapkan.


7.    Pembelajaran
      Sudjana berpendapat, (1989:28) “Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu”
Pendapat tersebut dilengkapi oleh Rusman (2010:1) bahwa ”pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, tergambar bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem dari berbagai komponen dengan proses mengamati dalam menata lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan.
8.    Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
     Rahim ( 2009:47 ) mengungkapkan, strategi DRTA adalah “strategi yang mengarahkan siswa untuk membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, mendorong anak-anak untuk berpikir tentang pesan teks.”
    Yunus Abidin ( 2010:136 ) mengatakan, srategi DRTA adalah “ strategi yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa harus membuat memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.”
Ada beberapa langkah dalam penerapannya, yaitu :
1.    Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul
2.    Membuat prediksi dari petunjuk gambar
3.    Membaca bahan bacaan dan
4.    Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi.
     Agar  mempermudah penerapan strategi DRTA diperlukan media pengajaran yang tepat. Media pengajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai perantara guna mencapai tujuan pengajaran.
9.    Pembelajaran Membaca Intensif dengan Menggunakan  Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
     Pembelajaran membaca merupakan salah satu aspek pembelajaran keterampilan berbahasa yang bertujuan memberikan informasi baru kepada siswa, lewat sebuah agar dapat dipahami maksud dan dapat diaplikasikan dalam dunia nyata.
     Sedangkan DRTA sendiri merupakan strategi yang dapat mendukung  terlaksananya pembelajaran membaca pemahaman ini. Adapun langkah dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA adalah :
a.    Siswa membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul cerita.
b.    Siswa membuat prediksi dari petunjuk gambar dari cerita.
c.    Guru memberikan bahan bacaan.
d.   Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi dengan bahan bacaan.
e.    Siswa menentukan kalimat utama pada tiap paragraf.
f.     Guru membimbing kembali 1 samapai 4.
g.    Guru merefleksikan pelajaran mebaca tersebut.

H.       Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode deskriftif dengan rancangan PTK dengan tujuan  untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif dengan menggunakan strategi DRTA siswa kelas IV A MI Sindangraja, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya.
Suharsimi Arkunto (2010:130) mengatakan bahwa ”penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.”
Nurhamzah ( 2009:21 ) berpendapat bahwa :
 “ penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku- pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan- tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek- prektek pembelajaran tersebut dilakukan.”

      Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untukmemperbaiki kinerjannya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat lebih baik dari sebelumnya.
    Penelitian tindak kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan refleksi.



I.     Fokus Kajian
          Pelaksanaan penelitian ini perlu difokuskan, agar lebih mengerucut dan mudah diatur baik komponen, aspek, maupun indikatornya.
          Fokus kajian dalam penelitian ini adalah penerapan strategi membaca directed reading thingking activity ( DRTA ) dalam pembelajaran membaca intensif untuk menemukan kalimat utama pada setiap paragraf.
          Subfokus kajian kesatu adalah langkah-langkah penerapan strategi DRTA directed reading thingking activity ( DRTA ) dalam pembelajaran membaca intensif dalam menemukan kalimat utama pada setiap paragraf.
          Subfokus kajian kedua adalah kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan strategi membaca directed reading thingking activity ( DRTA ) dalam pembelajaran membaca intensif untuk menemukan kalimat utama pada setiap paragraf, indikator dari subfokus kajian ini adalah mampu menemukan kalimat utama dengan memperhatikan isi atau pokok dan komposisi. Adapun alat ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat perubahan kemampuan siswa yaitu dengan cara membandingkan kemampuan siswa berdasarkan hasil prates dan hasil pascates dilihat dari target penerapan strategi membaca directed reading thingking activity ( DRTA ) dalam pembelajaran membaca intensif untuk menemukan kalimat utama pada setiap paragraf.



Bagan 2. Fokus Kajian

FOKUS KAJIAN
SUB FOKUS KAJIAN
INDIKATOR
ALAT UKUR
Peningkatan kemampuan membaca Intensif dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui strategi directed reading thingking activity ( DRTA )
Langkah-langkah membaca Intensif dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui strategi directed reading thingking activity ( DRTA )
1.    Kegiatan awal
a.       Mengecek kehadiran.
b.      Mengondisikan siswa kea rah pembelajaran.
c.       Mengadakan apresiasi
d.      Menjelaskan tujuan pembalajaran
2.    Kegiatan Inti
Eksplorasi
a.       Siswa diberikan penjelasan tentang kalimat utama dalam bacaan dengan memberi contoh yang terdapat dalam sebuah paragraf bacaan.
b.      Siswa diperlihatkankan judul bacaaan yang dilengkapi gambar dengan tujuan memberikan gmabaran tentang isi bacaan
c.       Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya.
d.      Siswa membaca dalam hati bacaan untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya.




Elaborasi
a.       Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
b.      Guru membagikan lembar kerja pada siswa.
c.       Bersama teman kelompok, siswa mencari kalimat utama pada paragraf teks yang dibaca.
d.      siswa diminta meringkas teks bacaan dengan cara merangkaikan kalimat-kalimat utama pada setiap paragraf bacaan.
Konfirmasi
a.       Guru meminta beberapa siswa perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya de depan kelas.
b.      Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
c.       Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan



3.    Kegiatan akhir
a.    Menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan bertanya jawab  tentang  Kalimat utama pada suatu paragraf.
b.    Menanyakan apa saja yang  telah dipelajari hari ini, serta menanyakan adakah hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pembelajaran hari ini.
c.    Memberi tugas kepada siswa untuk meringkas bacaan dengan menggabungkan kalimat utama tiap-tiap paragraf.

Lembar observasi
Perubahan kemampuan membaca Intensif dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui strategi directed reading thingking activity ( DRTA )
a.    Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
b.    Menemukan kalimat utama pada setiap paragraf
c.    Meringkas isi bacaan
d.   Mengartikan kata-kata sukar  dalam teks
Tes tertulis

  J.        Sumber Data
       Sumber data yang diperoleh dari guru kelas IV A MI Sindangraja, dan siswa kelas IV A MI Sindangraja yang berjumlah 28 siswa sebagai berikut :

Bagan 3. Daftar Nama Kelas IVA  MI sindangraja

No.
NISN
Nama Siswa
Jenis Kelamin
1
0034291253
Ai Nurjanah
P
2
0027654145
Aji Natawijaya
L
3
0027654140
Alif Fauzan Fadillah
L
4
0027654123
Amalia Aulia Adisti
P
5
0027654151
Annisa Amelia
P
6
0010621188
Asep Saepul Milah
L
7
0027654122
Azizah Robiatul Adawiyah
P
8
0034291266
Cucu Wahyudin
L
9
0027654136
Deri Amrulloh
L
10
0027654150
Dimas Maulana
L
11
0034291252
E Wipa Wildatusaniah
P
12
0034291255
Encep Anggi Anugrah
L
13
0027654141
Intan Putri Rahayu
P
14
0027654129
Mas Uun Munawaroh
P
15
0027654142
Mohammad Ridwan Maulana
L
16
0010621192
Mohamad Rizik Zalaludin
L
17
0027654144
Muhammad Rizal
L
18
0027654131
Mukti Ali Sirojudin
L
19
0027654135
Nita Rosita
P
20
0027654149
Restu Sidiq Albaehaqi
L
21
0027654126
Selma Alfania Sani
P
22
0034291256
Sihab Imadudin
L
23
0027654133
Siti Muparihah Azzahra
P
24
0027654127
Siti Sarah Aziziah
P
25
0027654148
Siti Wafiroh Nurizzahro
P
26
0027654124
Ujang Andi
L
27
0035835542
Salsa Bila Mutia
P
28
0011981105
Rifa Siti Fauziah
P

 K.      Desain Penelitian
     Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus yang terdiri dari beberapa tindakan,  tiap tindakan dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Siswa diberikan tes awal terlebih dahulu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama melalui membaca intensif.  Observasi dilakukan untuk mengetahui tindakan apa yang di berikan dalam rangka meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama melalui membaca intesif.
     Hasil dari observasi maka dilakukan refleksi dilakukan untuk melihat penggunaan strategi DRTA dalam meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama melalui membaca intesif. Mengacu pada refleksi awal tersebut, maka diadakan tindakan kelas dengan prosedur (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi dalam setiap tindakan yang dilakukan berulang.
    L.      Metode Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
1.    Teknik Observasi
     Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Data yang diperoleh dari observasi adalah data mengenai kehadiran dan keaktifan siswa (kerja sama kelompok, pemahaman materi, keaktifan siswa berdiskusi dan motivasi belajar)
2.    Teknik Tes
     Teknik tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas IV A MI Sindangraja, untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan evaluasi, berupa tes pilihan ganda pada setiap akhir siklus.

M.     Metode dan Teknik AnalisiS Data
     Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang mengutamakan ketajaman analisis baik dari sisi perencanaan, proses yang berlangsung, hasil pengamatan guru maupun pemantau. Untuk analisis secara kuantitatif dilakukan analisa deskriptif yaitu skor rata-rata yang diperoleh darin hasil tes siklus kemudian nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan pedoman pengkategorian hasil belajar siswa pada tebel di bawah ni .
Bagan III
Pengkategorian Hasil Belajar siswa
( Sumber : Arikunto, 2010 )
Tingkat Penguasaan
Kategori
85 – 100
Sangat Tinggi
65 – 84
Tinggi
55 – 64
Sedang
35 – 54
Rendah
<34
Sangat Rendah

Untuk analisis kualitatif dengan melihat hasil observasi selama penelitian baik dari sikap siswa maupun kenddala-kendala yang dipakai selama melakukan penelitian.

N.  Kriteria Keberhasilan
     Kriteria keberhasilan yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran melalui upaya perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
1.  Siswa dinyatakan tuntas belajarnya apabila menguasai 80% materi pembelajaran dengan mendapat nilai 70
2.  Ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran dinyatakan berhasil jika 85% jumlah siswa tuntas belajar.
  
O.           Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan meliputi 2 tahap, yaitu sebagai berikut:
1.      Tahap Pendahuluan
Tahap pertama pendahuluan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal yang akan terjadi sebagai bahan perencanaan.  Pada tahap ini, peneliti melakukan penelitian langsung di kelas dengan cara mengamati secara langsung kapada anak tentang bagaimana proses belajar anak ketika anak belajar menemukan kalimat utama melalui membaca intensif. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam menemukan kalimat utama melalui membaca intensif sehingga akan diketahui hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa ketika mereka belajar menemukan kalimat utama pada tiaf paragraph melalui membaca intensif
2.      Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan penelitian tindakan, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
1)      Penyusunan Rencana
Hasil kajian pendahuluan yang dipeoleh selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan. Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, siapa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2)      Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tindakan yang sudah dirumuskan dan direncanakan pada tahap sebelumnya.
3)      Observasi
Tahap observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Peneliti dibantu oleh pengamat, yaitu guru kelas tiga dan kepala sekolah. Keduanya membantu mengamati dan memantau aktivitas peneliti dan siswa. mitra peneliti tersebut mengisi lembar aktivitas siswa dalam lembar aktivitas peneliti (peneliti bertindak sebagai pengajar)
4)      Refleksi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakana tindakan.
P.   Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian

No

Kegiatan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1.
Identifikasi dan Eksplorasi Lapangan
2
Penyusunan Proposal
3
Seminar Proposal
4
Perbaikan proposal dan Penyusunan Instrumen
5
Implementasi Instrumen di Lapangan
6
Pengumpulan data
7
Analisis Data
8
Interpretasi Data dalam bentuk Penulisan
9
Ujian Sidang
10
Perbaikan
  
Q.  Penutup
Demikian proposal ini diajukan sebagai sebuah gambaran perencanaan penelitian yang kelak sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian di kelas IVA MI  Sindangraja. Proposal Penelitian ini dipandang penting sebagai titik tolak persiapan penyusunan skripsi yang akan ditempuh peneliti pada semester terakhir ini.
  
 DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2010. Strategi Membaca Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktikJakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Sekolah Dasar Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Kunandar, 2008. Langkah Model Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers
Nurhamzah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas  Teori dan Aplikasi Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Wahana Karya Gravika
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu
Tampubolon, Fernando. 1987Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung : Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 2003. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : PT. Angkasa. CONTOH PROPOSAL PTK

close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==