Pengertian Persalinan dan Tahapannya Juni 2023

Persalinan dan Tahapannya
1.      PengertianPersalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan persentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (saefudin,2006).

2.      Tanda-tanda persalinan
  • Tanda-tanda persalinan yaitu:
  • Rasa sakit oleh adanya his yang lebih kuat, sering, teratur.
  • Keluarnya blood show yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks.
  • Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya .
  • Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

3.      Faktor-faktor penting dalam persalinan

Faktor penting dalam persalinan adalah:

a.       Power/ kekuatan

  • His.
  • Tenaga mengedan.
  • Kontraksi dinding perut.
  • Kontraksi diafragma.
  • Kontraksi ligamentum rotundum.

b.   Passage

1)   Jalan lahir lunak

a)   Otot

b)   Ligamentum


2)  Jalan lahir tulanga) PAP (Promontorium, sayap sakrum, linea innominata, arkus pubis, pinggir atas simpisis).b) PBP (berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tuber isciadikum dengan ujung os sakrum).

c. Passanger
  • Bayi
  • Plasenta
  • Air Ketuban

d. Psikis

  • Yaitu psikis ibu
  • Psiciyen/ penolong (bidan)

Tahap-tahap persalinan

a.    Kala I Persalinan

Dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah. Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh darah kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika servikalis membuka.

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase yaitu:
  1. fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
  2. fase aktif: dibagi dalam tiga fase

  • fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
  • fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
  • fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Pada primi gravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam (Sarwono, 2005).


b.    Kala II Persalinan

Pada kala II his lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.


Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk lagi di luar his dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigravida, kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam (Sarwono, 2005).                     

c.    Kala III Persalinan

Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah  (Sarwono, 2005).

d.   Kala IV Persalinan

Mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam dan kala itu diamati apakah tidak terjadi perdarahan postpartum (Saiffudin 2006).

5.      Asuhan Persalinan Normal (APN)

  1. Mendengar dan melihat adanya tanda- tanda persalinan kala II (dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka).
  2. Memastikan kelengkapan perlengkapan, bahan dan obat-obatan untuk menolong persalinan.
  3. Memakai celemek plastik.
  4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.
  5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakan untuk melakukan pemeriksaan dalam.
  6. Masukan oksitosin pada tabung suntik (gunakan tangan yang menggunakan sarung tangan DTT dan steril pastikan tidak terkontaminasi pada alat suntik)
  7. Membersihkan vulva dan perinieum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa dibasahi air DTT.
  8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan lengkap. Bila sudah pembukaan lengkap dan selaput ketuban belium pecah lakukan amniotomi.
  9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkannya ke dalam larutan clorin 0,5%, kemudian lepas dan rendam sarung tangan selama 10 menit lalu cuci tangan.
  10. Periksa DJJ setelah kontraksi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali/ menit) .
  11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menentukan posisi yang nyaman bagi ibu.
  12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran bila ibu ingin meneran.
  13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ingin meneran.
  14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika belum ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
  15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm letakkan handuk bersih diperut ibu (untuk mengeringkan bayi).
  16. Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
  17. Buka tutup partu set dan periksa kembali kelengkapan alat dan bahan.
  18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
  19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering. Tangan yang lain menekan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala, anurkan ibu bernafas dan dangkal.
  20. Setelah kepala janin lahir, periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses persalinan. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepal bayi. Jika tali pusat melilit lehr dengan kuat, klem talu pusat didua tempat dan potong diantara 2 klem tersebut.
  21. Tunggu kepal bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

    close
    ==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==