PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP MODAL KERJA | SKRIPSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI September 2023

Pengertian Persediaan
Persediaan adalah asset yang penting dalam suatu perusahaan.Hal itu disebabkan karena persediaan mempunyai nilai yang cukup besar mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi dan kelancaran operasi perusahaan. Untuk lebih memahami mengenai persediaan dibawah ini dikemukakan definisi persediaan menurut para ahli :
Mardiasmo (2002:31) bahwa:
“Persediaan adalah barang-barang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk: (1) dijual (barang dagangan dan barang jadi); (2) masih dalam proses pengolahan untuk diselesaikan, kemudian untuk dijual (barang dalam proses): (3) akan dipakai untuk memproduksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu)”.
Sedangkan menurut Prawirosentono (2000:61) bahwa:
“Persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku/raw material), barang setengah jadi (work in process) dan barang jadi (finished good)”.
Lebih lanjut Alexandri (2009:122) mengemukaan bahwa:
“Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam satu proses produksi”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah aktiva yang terdapat dalam perusahaan baik itu persediaan bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang sudah siap untuk dijual dan dikirim kepada pelanggan.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan.Dalam perusahaan dagang hanya dikenal dengan persediaan barang dagangan yaitu barang yang dapat diperjual belikan dan merupakan aktifitas utama perusahaan.Sedangkan pada perusahaan manufaktur persediaan biasanya terdiri dari bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Menurut Rangkuti (2002:7-8) bahwa: 
“Jenis-jenis persediaan dapat dibedakan kedalam dua kelompok yaitu jenis-jenis persediaan menurut fungsinya dan jenis-jenis persediaan menurut jenis dan posisi barang”.
Untuk lebih jelasnya jenis-jenis persediaan tersebut lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:
1.        Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya
Adapun jenis-jenis persediaan menurut fungsinya adalah:
a.         Batch Stock/Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
b.         Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c.         Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk mengahadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.
2.        Jenis-Jenis Persediaan Menurut Jenis Dan Posisi Barang
Adapun jenis-jenis persediaan menurut jenis dan posisi barang adalah:
a.         Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory)
Bahan baku adalah bahan-bahan utama yang akan diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi. Contohnya, bahan baku daun pandan menjadi samak.
b.         Persediaan Dalam Proses (Work InProcess)
Barang dalam proses adalah bahan baku yang telah diolah dalam proses produksi namun pengerjaannya belum selesai. Oleh karena itu, persediaan dalam proses merupakan akumulasi dari pemakaian bahan baku dan pembebanan biaya pabrik lainnya seperti upah buruh langsung dan biaya overhead pabrik yang telah terjadi dalam proses produksi barang. Untuk menyelesaikannya diperlukan biaya tambahan.
c.       Persediaan Barang Jadi (Finished Good Inventory)
Persediaan barang jadi merupakan total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual.
Ketiga persediaan tersebut disajikan kedalam neraca dan menunjukkan saldo pada akhir periode tertentu. Dengan demikian, perusahaan manufaktur harus menyediakan tiga perkiraan untuk masing-masingjenis persediaan tersebut yaitu:  Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Sedangkan untuk perusahaan dagang hanya menyediakan satu perkiraan untuk persediaan yaitu perkiraan persediaan barang dagang.
3.        Persediaan Barang Dagangan
Salah satu asset yang penting dalam perusahaan dalam perusahaan dagang adalah persediaan barang dagangan.Hal itu karena persediaan barang dagangan merupakan sumber penghasilan utama bagi perusahaan dagang.Untuk lebih memahami mengenai persediaan barang dagangan dibawah ini dikemukakan definisi menurut para ahli:
Menurut Haryono (2005:100) bahwa: “Persediaan barang dagangan adalah segala macam barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan”.
Sedangkan menurut Soemarso (2004:384) bahwa: “ Persediaan barang dagangan (merchandise inventory)adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali”.
Lebih lanjut lagi menurut Michell (2006:227) mengemukakan bahwa: “Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang dibeli untuk dijual lagi sebagai aktivitas utama perusahaan untuk memperoleh pendapatan”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan barang dagangan adalah semua barang dagangan yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali sebagai aktifitas utama perusahaan selama satu periode.
2.1.1.3 Peranan Persediaan
Pada dasarnya persediaan akan mempermudah dan memperlancar jalannya operasi perusahaan/pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, selanjutnya menyampaikan kepada langganan atau konsumen.
Menurut Rangkuti (2002:7) bahwa: persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi, antara lain berguna untuk:
1.        Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang
2.        Menghilangkan risiko barang yang rusak
3.        Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan
4.        Mencapai penggunaan mesin yang optimal
5.        Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya.
2.1.1.4  Fungsi-Fungsi Persediaan
Rangkuti (2002:12) mengemukakan bahwa: “Fungsi persediaan ada 3 yaitu: (1) Fungsi Decoupling, (2) Fungsi Economic Lot Sizing, dan (3) Fungsi Antisipasi”. Ketiga fungsi tersebut lebih jauh dijelaskan sebagai berikut:
1.        Fungsi Decoupling
Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.Persediaan bahan mentah disediakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses individual perusahaan terjaga “kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.
2.        Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan-persediaan (biaya sewa gedung investasi, risiko dan sebagainya).
3.        Fungsi Antisipasi
Apabila perusahaan mengadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).
2.1.1.5  Faktor-Faktor Yang Menentukan Persediaan
Dalam menentukan kebijaksanaan tingkat persediaan barang yang optimal, maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Manahan (2005:86) mengemukakan bahwa: faktor-faktor yang menentukan persediaan adalah sebagai berikut:
1.        Biaya Persediaan barang (Inventory Cost)
Biaya berkaitan dengan pemilikan dapat dibedakan kedalam:
a.         Holding Cost (Carrying cost), Merupakan biaya yang dikeluarkan karena memelihara barang atau opportunity cost sebagai akibat melakukan investasi dalam barang dan bukan pada investasi lainnya.
b.         Ordering cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memesan barang dari supplier untuk mengganti barang yang telah terjual.
c.         Stock-out Cost, merupakan biaya yang timbul karena kehabisan barang pada saat diperlukan.
2.        Seberapa besar permintaan barang oleh pelanggan dapat diketahui? Apabila permintaan barang dapat diketahui, maka korporasi dapat menentukan barang dalam suatu periode. Kebutuhan barang dalam periode ini yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan.
3.        Lama penyerahan barang antara saat dipesan dengan barang tiba atau disebut sebagai lead time atau delivery time.
4.        Terdapat atau tidak ada kemungkinan untuk menunda pemenuhan pesanan dan pembeli atau disebut sebagai backlogging.
5.        Kemungkinan diperolehnya discount atas pembelian dalam jumlah yang besar. Dengan menerima discountuntuk pembelian dalam jumlah besar, total biaya persediaan barang akan berkurang, tetapi jumlah pembelian jumlah barang yang besar dapat menimbulkan biaya penyimpanan (holding cost). Pembelian kurang dari jumlah minimum tidak akan memperoleh discount dan biaya pesanan akan meningkat. Dengan demikian terdapat trade off  dalam keputusan untuk memperoleh discount atau tidak.
2.1.1.6  Perputaran Persediaan
Perusahaan yang bergerak dibidang dagang harus menyimpan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Menurut Soemarso (2004:392) mengemukakan bahwa:
“Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual diganti selama satu periode”.
Sedangkan menurut Jumingan (2008:128) menjelaskan bahwa:
“Perputaran persediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan barang adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan barang berputar selama satu periode”.
Adapun rumus perputaran persediaan barang menurut Jumingan (2008:128) yaitu:
                    Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
                                                            Persediaan Rata-rata
Sedangkan untuk mendapatkan besarnya persediaan rata-rata dapat digunakan rumus:
                        Persediaan Rata-rata = Persediaan Awal+Persediaan Akhir
                                                                                     2
                        Menurut Lukman Syamsudin (2004:47) tingkat perputaran persediaan adalah :
                       “Suatu alat ukur likuiditas atau aktivitas Inventorydidalam suatu perusahaan”.
                        Perhitungan perputaran persediaan adalah sebagai berikut:
                        Inventory  Turnover = Cost of Goods Sold
                                                               Average Inventory
                                                                                                 (Lukman Syamsudin, 2004:47)
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==