UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE PENUGASAN September 2023

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. PerasAan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sebelum proses pembelajaran guru diminta untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang social budayanya, dan lain sebagainya. “Mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indicator suksesnya pelaksanaan belajar” (Sagala, S. 2005:61). Selain itu, suksesnya pelaksanaan pembelajaran didukung oleh semua komponen yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lainnya seperti adanya perubahan kurikulum, adanya evaluasi, model mengajar dalam pembelajaran, teknik dan taktik yang digunakan, penggunaan metode, strategi, dan pendekatan yang berbeda, sumber balajar yang bermacam-macam, serta media yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
Dalam  proses   pembelajaran, siswa   hendaknya   didorong untuk   melakukan   kegiatan   yang   dapat   menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa, beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah dengan pemberian tugas (metode penugasan). Dengan pemberian penugasan kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
B.      Perumusan dan Pembatasan Masalah
Permasalahan mendasar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Bagaimana meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas IV MI Sindangraja”. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah melalui metode penugasan dapat meningkatkan prestasi belajar Al-Qur’an Hadits  bagi siswa kelas IV MI Sindangraja?”
C.    Pemecahan Masalah
Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik bagi siswa itu sendiri.
(Sardiman, 1996:90) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu, atau motivasi yang tidak ada kaitannya dengan suatu tujuan yang dicanangkan”. Lebih lanjutnya Sardiman mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Demikian halnya dengan guru memberikan penugasan kepada siswa dengan harapan baik yaitu agar siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar, memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D.    Tujuan Penelitian
1.  Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
2.  Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini :
“Untuk mengetahui apakah melalui metode penugasan dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an Hadits di kelas IV MI Sindangraja.”
E.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      MI Sindangraja
Dengan hasil penelitian ini diharapkan MI Sindangraja dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian penugasan agar hasil belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.
2.      Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
3.      Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.    Kajian Pustaka
  1. Al-qur’an Hadits
Menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar yang berasal dari kata qoro’a yang memiliki makna sinonim dengan kata qiro’ah, yaitu bacaan. Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab, riwayatnya mutawattir. Oleh karena itu terjemahan Al-Qur’an tidak disebut sebagai Al-Qur’an. Para ahli ilmu kalam berpendapat bahwa Al-Qur’an itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad mulai dari awal surah Al-Fatihah sampai surah An-Nas, yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan.
Dr. A. Yusuf Al-Qosim memberukan definisi Al-Qur’an dengan menyebutkan identitasnya :
“Al-Qur’an ialah kalam mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf yang diriwayatkan dengan mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.”
Secara lughowiyah hadits berarti baru, hadits juga dapat diartikan “sesuatu yang dibicarakan dan dinukil. ”Menurut istilah ahli hadits yang dimaksud dengan As-Sunnah adalah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik yang berupa perkataan, perbuatan, dan pengakuan/ ketetapan Rasulullah SAW, yang berposisi sebagai petunjuk dan tasyri’.
Sedangkan menurut istilah ahli ushul fiqh hadits adalah perkataan, perbuatan dan penetapan yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw setelah kenabiannya. Adapun perkataan, perbuatan dan penetapan beliau sebelum kenabiannya tidak dianggap sebagai hadits.
Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits bertujuan untuk:
a.         Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan hadits
b.    Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
c.    Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits.
  1. Belajar
Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
  1. Hasil belajar
Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22)
Hasil belajar ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi : informasi verbal, kecakapan intelektual meliputi deskriminasi, konsep konkret, konsep abstrak, aturan, atuan yang lebih tinggi, strategi kognitif, sikap, dan kecakapan motorik (R.M. Gagne 1957,1977)
4.      Metode Penugasan
Metode atau Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud
Metode Penugasan / pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan   jalan   memberi   tugas   kepada   siswa. Tugas-tugas   itu dapat  berupa mengikhtisarkan karangan, (dari   surat   kabar,  majalah   atau  buku   bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode   pemberian   tugas,   dianjurkan   antara   lain   untuk mendukung  metode   ceramah,   inkuiri,   VCT.   Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang   lingkup  maupun   bahannya.   Pelaksanaannya   dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Metode penugasan adalah suatu cara mengajar dimana guru dengan siswa bersama-sama merencanakan suatu soal, problema atau kegiatan yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu (Diddaktik dan Metodik Umum PPPG Tertulis Tahun 1983-1984 Hal 101).
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
a.       Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
b.      Mendorong perilaku kreatif
c.       Membiasakan berpikir komprehensif
d.      Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
 Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
a.  Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
b. Melatih   cara  mencari   informasi secara  langsung  dari sumber  belajar   yang   terdapat  di   lingkungan  sekolah,     rumah dan masyarakat
c.  Menumbuhkan   suasana   pembelajaran   yang  menggairahkan (rekreatif)
Kelebihan metode penugasan adalah:
a.       Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa.
b.      Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
c.       Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
d.      Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang  nyata.
e.       Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Kekurangan metode penugasan adalah:
a.  Siswa dapat melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan (dikerjakan oleh orang lain atau menjiplak karya orang lain).
b. Bila tugas diberikan terlalu banyak, maka siswa dapat mengalami kejenuhan sehingga mengganggu ketenangan batin siswa.
c.  Sulit memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individunya dan minat dari masing-masing siswa.
d. Pemberian tugas cenderung memakan waktu da tenaga serta biaya yangcukup berarti.
Oleh karena itu, metode penugasan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Maka guru perlu memperhatikan saran-saran pelaksanaan, sebagai berikut:
a.    Merencanakan pemberian tugas secara matang.
b.    Tugas yang diberikan hendaknya didasarkan pada minat dan kemampuan  siswa.
c.    Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.
d.   Jenis tugas yang diberikan hendaknya telah dimengerti betul oleh  siswa agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
e.    Jika tugas yang diberikan bersifat tugas kelompok, maka pembagian  tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya.
f.     Guru dapat membantu menyediakan alat dan sarana yang diperlukan  dalam pemberian tugas.
g.    Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis.
h.    Hasil tugas siswa dinilai oleh guru.
 B.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
“Jika siswa kelas IV MI Sindangraja diajarkan dengan metode penugasan maka hasil belajar Al-Qur’an Hadits akan meningkat.”

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Sindangraja untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas IV Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Lokasi sekolah ini berada  Kp. Lengkong Ds. Sindangraja Kec. Jamanis Kab. Tasikmalaya. Kehidupan masyarakat di sekitar lokasi penelitian bermata pencaharian beragam, seperti petaniPNS, guru honorer, pensiunan, pedagang dan lain-lain.
B.     Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya dalam 2 (dua) siklus secara berkelanjutan dalam 1 (satu) semester. Setiap siklus dilaksanakan dengan menyelesaikan 1 (satu) kompetensi dasar selama 3 (tiga) kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada bulan Juli 2012 dan siklus II dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 . Model PTK yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh John Elliot dimana  setiap siklusnya dilaksanakan dengan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi sebagai berikut:
  1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini, persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
a.   Menyusun Rencana Pembelajaran tentang menghafalkan surat al-‘Adiyat secara benar dan fasih
b.   Membuat soalsoal pretest dan membuat soal untuk posttest yang akan dipakai sebagai acuan keberhasilan pembelajaran ini.
c.   Menyiapkan format pengamatan dalam proses belajar mengajar tentang keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
a.    Siswa diberikan soal pre-test sebagai materi prasyarat yang harus dikuasai siswa
b.    Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan drill
c.    Masing-masing siswa diharuskan untuk menghafal surat al-‘Adiyat secara benar dan fasih
d.   Guru melakukan tes akhir (post-test) untuk mengukur kemampuan siswa
3.      Pengamatan
Pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan. Aspek-aspek yang diamati antara lain meliputi:
a.    Situasi kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu siswa senang belajar, dan siswa antusias dalam proses pembelajaran.
b.   Kemampuan siswa dalam menghafal surat al-‘Adiyat secara benar dan fasih
  1. Refleksi
Hasil pengamatan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung dianalisa. Berdasarkan hasil analisa ini, guru melakukan refleksi diri untuk menentukan keberhasilan penelitian dan merencanakan tindakan berikutnya.
Untuk siklus II dalam penelitian tindakan ini direncanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, sehingga masing-masing siklus saling keterkaitan. Siklus II merupakan modifikasi dari siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sehingga indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan kata lain kekurangan atau kelemahan yang ditemui pada siklus I dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
C.  Data dan Analisis Data
1.      Data aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembaran observasi.
2.      Data nilai hafalan dan ulangan harian siswa diperoleh setelah melakukan ulangan pada akhir proses pembelajaran.
3.      Pencatatan dilakukan oleh guru yang bersangkutan terutama yang berhubungan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4.      Semua hasil observasi, pencatatan dan hasil ulangan harian siswa pada siklus pertama dibandingkan dengan hasil siklus kedua.
5.      Data yang terkumpul sebagian besar adalah data kualitatif

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Data Siklus I
Penelitian ini dirancang sejak bulan Juli dengan melakukan kegiatan mempersiapkan RPP, membuat instrumen. Penelitian yang dilakukan di MI Sindangraja  meliputi aktivitas guru bersama siswa terhadap keterlaksanaan PBM dan juga penguasaan materi dengan metode penugasan.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus menggambarkan kegiatan dan penguasaan materi yang terjadi pada kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Adapun hasil evaluasi pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1
Nilai Hasil Tes Siswa Kelas I MI  Sindangraja Pada Siklus I
No
Nama
Jenis
Kelamin
Nilai
Ket
Alif
L
65
Keberhasilan Rendah
2.
Andika
L
60
3.
Annisa
L
65
4.
Dali
L
40
5.
Eni
L
65
6.
Erwin
P
60
7.
Fatwa
P
50
8.
Fikri
P
60
9.
Futriyani
P
60
10.
Fitri J.
P
60
11.
Gessa
L
70
12.
Hasni
P
70
13.
Husen
P
40
14.
Husni
L
40
15.
Ilzam
L
50
16.
Indri
L
60
17.
Lisna
P
70
18.
Fadlel
L
50
19.
Ilham
P
60
20.
Labieb
P
50
21.
Nasir
P
50
22.
Nasirudin
P
70
23.
Nita
P
50
24.
Novi
P
50
25.
Rahmat
L
40
26.
Robby
L
60
Jumlah
1445
Rata – rata
55,6
Nilai Tertinggi
70
Nilai Terendah
40
Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut di atas dapat dilihat bahwa yang mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 15 orang (57,7%) dan yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 11 orang (42,3%). Maka secara klasikal dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data nilai berdasarkan banyaknya siswa Pada Siklus I
No.
Nilai (N)
Banyaknya siswa (S)
N x S
Keterangan
1.       
70
4
280
Tuntas
2.       
65
3
195
Tuntas
3.       
60
8
480
Tuntas
4.       
50
7
350
Tidak Tuntas
5.       
40
4
160
Tidak Tuntas
Jumlah
26
1465
Sedangkan daya serap klasikal (DSK) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan hasil di atas, yang dilakukan pada siklus pertama mencapai nilai ketuntasan klasikal sebesar 57,7% dari nilai KKM 70.
B.     Refleksi Siklus I
Berdasarkan perhitungan diatas tentang ketuntasaan klasikal sebesar 57,7% (15 orang) artinya ada 15 orang yang telah tuntas untuk KD Menghafalkan Surat Al-‘Adiyat Secara Benar dan Fasih dari jumah siswa sebayak 26 orang dengan dari target KKM mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebesar 70, maka yang belum tuntas adalah sebanyak 11 orang lagi, sehngga dilanjutkan ke siklus II agar mencapi target KKM yang telah ditentukan.
C.    Deskripsi Data Siklus II
Adapun hasil evaluasi pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.3
Nilai Hasil Tes Siklus II
No
Nama
Jenis
Kelamin
Nilai
Ket
1.
Alif
L
70
Keberhasilancukup
2.
Andika
L
65
3.
Annisa
L
70
4.
Dali
L
60
5.
Eni
L
70
6.
Erwin
P
70
7.
Fatwa
P
70
8.
Fikri
P
75
9.
Futriyani
P
65
10.
Fitri J.
P
70
11.
Gessa
L
80
12.
Hasni
P
75
13.
Husen
P
60
14.
Husni
L
50
15.
Ilzam
L
60
16.
Indri
L
75
17.
Lisna
P
75
18.
Fadlel
L
60
19.
Ilham
P
70
20.
Labieb
P
65
21.
Nasir
P
60
22.
Nasirudin
P
85
23.
Nita
P
60
24.
Novi
P
65
25.
Rahmat
L
60
26.
Robby
L
65
Jumlah
1730
Rata – rata
66,54
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
50
Berdasarkan data tabel 4.2 yang di atas tadi,  dapat dilihat bahwa yang mendapat nilai  ≥ 60 sebanyak 25 orang (96.15%) dan yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak orang (3.85%). Maka secara klasikal dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Data nilai berdasarkan banyaknya siswa Pada Siklus II
No.
Nilai (N)
Banyaknya siswa (S)
N x S
Keterangan
1.       
85
1
85
Tuntas
2.       
80
1
80
Tuntas
3.       
75
4
300
Tuntas
4.       
70
7
490
Tuntas
5.       
65
5
325
Tuntas
6.       
60
7
420
Tuntas
7.       
50
1
50
Tidak tuntas
Jumlah
26
1750
Sedangkan daya serap klasikal (DSK) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D.    Refleksi Siklus II
Berdasarkan perhitungan diatas tentang ketuntasaan klasikal sebesar 96,14% (25 orang) artinya ada 25 orang yang telah tuntas untuk KD Menghafalkan Surat Al-‘Adiyat Secara Benar dan Fasih dari jumah siswa sebayak 26 orang dari target KKM mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebesar 70 sehingga dinyatakan telah tuntas.
E.     Pembahasan
Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan oleh rekan guru yang bertindak sebagai observer menyatakan bahwa aktifitas guru adalah cukup baik pada siklus 1, siklus 2. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan dimana aktifitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang melayani para siswa baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun teknis operasional perangkat pembelajaran. Namun observer menyarankan bahwa dalam pembelajaran ini hendaknya guru dibantu oleh rekan guru jika sewaktu waktu ada hambatan, seperti yang terjadi pada siklus pertama.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dirasakan banyak  manfaatnya. Seperti yang kita pahami bahwa metode penugasan merupakan suatu cara mengajar dimana guru dengan siswa bersama-sama merencanakan suatu soal, problema atau kegiatan yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu. Dari hasil  penelitian ini ternyata metode penugasan cukup berhasil terutama dalam kompetensi dasar Menghafalkan Surat Al-‘Adiyat Secara Benar dan Fasih walaupun ada kekurangannya, tetapi apabila metode penugasan dilaksanakan sesuai dengan proseder yang telah ditetapkan, maka target KKM akan tercapai.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==