KONSEP POLITIK AL-QUR’AN September 2023
KONSEP POLITIK AL-QUR’AN – Karakteristik utama dari ideologi Islam adalah bahwa ia tidak mengakui adanya pertentangan maupun pemisahan yang berarti antara kehidupan dunia dan akhirat. Ia tidak membatasi dirinya sendiri dengan hanya sekedar menyicikan jiwa dan moral. Wilayahnya memanjang sampai seluruh sektor, kehidupan. Ia ingin meramu perilaku individu maupun kelompok menjadi pola yang sehat sehingga Kerajaan Tuhan dapat benar-benar ditegakkan di bumi sampai perdamaian, kemakmuran dan kesejahteraan dapat mengisi lautan.
Konsep politik Al-Qur’an memancar dari pendekatan unik terhadap kehidupan dan konsepnya menganai kedudukan manusia di alam semesta. Inilah sebabnya mengapa ada persyaratan agar sebelum kita melangkah lebih lanjut untuk membahas konsep-konsep politik utama Al-Qur’an kita harus memiliki gagasan yang tegas mengenai konsep Al-Qur’an atas kehidupan.
Ada berbagai postulat dasar tertentu yang harus dipahami sedini mungkin. Postulat-postulat ini adalah sebagai berikut :
- Tuhan, Yang Maha Pencipta, Maha Kuasa, Raja Alam Semesta, menciptakan manusia dan memberinya tempat tinggal sementara dari sebagian kerajaan-Nya yang Maha Luas (kosmos) yang dikenal sebagai bumi.
- Sebelum menganugerahkan kekhalifahan bumi kepada manusia, Tuhan telah menegaskan secara terang kepadanya bahwa Dialah satu-satunya Raja, Penguasa dan sesembahan. Kemudian Allah memberi juga peringatan.
- Setelah memberi peringatan, Tuhan menurunkan manusia ke bumi dan memberi makhluk manusia pertama (Adam dan Hawa) tuntunan-Nya yang akan dijadikan mereka sebagai patokan untuk tinggal di bumi. Dengan demikian, kehidupan manusia di bumi tidak berangkat dari kegelap-gulitaan. Manusia pertama telah diberi obor yang tetap menyala dan pedoman agar umat manusia mencapai nasibnya yang mulia.
- Meskipun manusa berpisah dari jalan lurus, mengabaikan dan merusak Syariah, dan bahkan beberapa di antaranya memberontak kepada Tuntunan Ilahi, Tuhan tidak secara langsung memusnahkan mereka atau memaksa mereka mengikuti jalan yang benar. Pembelokan secara paksa ke jalan yang benar sangatlah tidak sesuai dengan otonomi yang telah diberikan-Nya kepada manusia. Sebaliknya, Tuhan menunjuk beberapa orang shaleh tertentu dari kalangan mereka sendiri untuk menunaikan tugas menghimbau kembali dan menuntun manusia ke jalan yang benar selama hidup mereka di dunia.
- Rasul-rasul muncul di seala zaman, tanah dan bangsa. Jumlahnya beribu-ribu. Kesemuanya membawa risalah yang sama, semuanya menyampaikan jalan hidup yang sama, yaitu jalan yang telah diwahyukan kepada manusia pada hari pertama keberadaannya. Semuanya mengikuti tuntunan yang sama.
- Pada akhirnya Tuhan menurunkan Muhammad SAW di tanah Arabia serta memberinya tugas untuk menuntaskan dan menyempurnakan misi yang telah diemban oleh nabi-nabi terdahulu. Risalah Muhammad diperuntukkan bagi seluruh umat manusia.