STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH September 2023
STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH– Tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang di hadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka di perlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah. Berdasarkan kajian beberapa literatur terdapat banyak strategi pemecahan masalah yang kiranya dapat di terapkan dalam pembelajaran.
Adapun hakikatnya pemecahan masalah adalah melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan suatu masalah. Menurut Travers (dalam suharsono, 1991) kemampuan yang berstruktur prosedural harus dapat diuji transfer pada situasi permasalahan baru yang relevan, karena yang di pelajari adalah prosedur-prosedur pemacahan masalah yang berorientasi pada proses. Sedangkan Raka Joni (dalam suharsono, 1991) mengatakan bahwa proses yang di maksud bukan dilihat sebagai perolehan informasi yang terjadi secara satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya.
A. TAKSONOMI PEMECAH MASALAH
Wankat dan Oreovocz (1995) mengklasifikasikan 5 tingkat taksonomi pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :
- Rutin yaitutindakan rutin atau bersifat alogaritmik yang dilakukan tanpa membuat suatu keputusan.
- Diagnostik yaitu pemilihan suatu prosedur atau cara yang tepat secara rutin.
- Strategi yaitu pemilihan prosedur secara rutin untuk memecahkan suatu masalah. Strategi merupakan bagian dari tahap analisis dan evaluasi dalam taksonomi Bloom.
- Interpretasi yaitu kegiatan pemecahan masalah yang sesungguhnya, karena melibatkan kegiatan mereduksi masalah yang nyata, sehingga dapat di pecahkan.
- Generalisasi yaitu pengembangan prosedur yang bersifat rutin untuk memecahkan masalah-masalah yang baru.
B. MODEL PETA PEMECAHAN MASALAH
Dalam melakukan pemecahan masalah, sebaiknya siswa diajak untuk melihat proses pemecahan masalah yang kompleks. Wankat dan Oreovocz (1995) menggambarkan peta interaksi dan kompleksitas pemecahan masalah. Pemetaan masalah yang di hadapi sangat perlu karena proses pemecahan masalah melibatkan berbagai aktivitas kognitif.
C. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SOLSO
Enam tahapan dalam pemecahan masalah yaitu:
a. Identifikasi permasalahan (identification the problem).
b. Representasi permasalahan (representation of the problem).
c. Perencanaan pemecahan (planning the solution).
d. Menerapkan atau mengimplementasikan perencanaan (execute the plan).
e. Menilai perencanaan (evaluate the plan).
f. Menilai hasil pemecahan (evaluate the solution).
D. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT DAN OREOVOCZ
Tahap-tahap strategi operasional dalam pemecahan masalah sebagai berikut :
- Saya mampu atau bisa (I can) : tahap membangkitkan motivasi dan membangun / menumbuhkan keyakinan diri siswa.
- Mendefinisikan (define) : membuat daftar yang di ketahui dan tidak di ketahui,menggunakan gambar grafis untuk memperjelas permasalahan.
- Mengeksplorasi (explore) : merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang di hadapi.
- Merencanakan (plan) : mengembangkan cara berfikir logis siswa untuk menganalisis masalah dan menggunakan flowchart untuk menggambarkan permasalah yang di hadapi.
- Mengerjakan (do it) : membimbing siswa secara sistematis untuk memperkirakan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah yang di hadapi.
- Mengoreksi kembali (check) : membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang di buat.
- Generalisasi (generalize) : membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan.
E. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS (SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING)
Pemecahan masalah sistematis adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalah. Adapun tahap-tahap pemecahan masalah sistematis terdiri atas 4 tahap berikut yaitu:
a. Memahami masalahnya.
b. Membuat rencana penyelesaian.
c. Melaksanakan rencana penyelesaian.
d. Memeriksa kembali,mengecek hasilnya.
Secara umum pemecahan masalah sistematis terdiri dari 4 fase utama yaitu :
- Analisis soal
- Perencanaan proses penyelesaian soal
- Operasi perhitungan
- Pengecekan jawaban serta interoretasi hasil
Gagne mengemukakan bahwa cara terbaik yang dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah adalah memecahkan masalah selangkah demi selangkah dengan menggunakan aturan tertentu.
- Prosedur pendekatan sistematis
- Contoh soal
- Hasil penelitian
F. STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BIOLOGI
Digunakannya model pembelajaran inkuiri biologi (biological science inquiry model) dalam pembelajaran didasari atas berbagai pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
a. Model pembelajaran ini khusus dirancang hanya untuk mata pelajaran biologi dan dalam beberapa hasil penelitian telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran inkuiri biologi, memiliki prosedur dan langkah-langkah yang sistematis sehingga mudah diterapkan guru.
b. Model pembelajaran biologi di rancang dengan memadukan ketepatan strategi pembelajaran dengan cara otak bekerja selama proses pembelajaran.
Pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang merefleksikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan (Yulaelawaty,2002). Sedangkan kompetensi seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan dijadikan titik tolak dari kurikulum berbasis kompetensi . Dengan demikian pemahaman merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam belajar biologi.
Model pembelajaran inkuiri biologi pada mulanya dikembangkan oleh Schwab tahun 1965 yang termuat dalam Biological Science Curriculum Study (BSCS), dan membahas tentang pengembangan kurikulum dan bentuk pembelajaran biologi pada sekolah menengah (Joice dan Weil, 1992). Esensi dari model pembelajaran ini adalah mengajarkan pada siswa untuk memperoleh pengetahuan seperti halnya para peneliti biologi melakukan penelitian. Sedangkan prosedurnya adalah melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah yang sebenarnya (genuine problems) dengan cara melibatkan dalam penelitian, membantu siswa mengidentifikasi konsep atau metode, dan mendorong siswa menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Pembelajaran model inkuiri biologi terdiri dari 4 tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Investigasi (area of investigation is posed to student).
b. Penentuan masalah (student structure the problem).
c. Identifikasi masalah (student indentify the problem in the investigation).
d. Penyimpulan atau penyelesaian masalah (student speculate on way to clear up the difficulty).
G. SRTATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI JURISPRUDENSIAL
Model ini dikembangkan oleh Donald Oliver dan James P.Shaver. Model ini bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Secara umum tahap pembelajaran inkuiri jurisprudensial yaitu :
- Orientasi kasus atau permasalahan (orientation to the case).
- Identifikasi isu (identifying the issue).
- Penetapan posisi / pendapat (taking position).
- Menyelidiki cara berpendirian, pola argumentasi (exploring the stance [s],patterns of argumentation).
- Memperbaiki dan mengkualifikasi posisi (refining and qualifyingthe positions).
- Melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap posisi / pendapatnya (testing factual assumtions behind qualified positions).
H. STRATEGI LATIHAN INKUIRI (INQUIRY TRAINING)
Strategi inkuiri ini dikembangkan oleh Richard Suchman (1962) untuk mengajar para siswa memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Menurut suchman kesadaran siswa terhadap proses inkuiri dapat di tingkatkan sehingga mereka dapat diajarkan prosedur pemecahan masalah secara ilmiah
Menurut Joice and Weil (1968: 61) strategi pembelajaran inkuiri secara umum terbagi atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Penyajian masalah (confrontation with problem).
b. Pengumpulan data verifikasi (data gathering-verification).
c. Pengumpulan data eksperimentasi (data gathering-experimentation).
d. Organisasi data dan formulasi kesimpulan (organizing, formulating and explanation).
e. Analisis proses inkuiri (analysis of the inquiry process).
I. STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL
Strategi pembelajaran inkuiri sosial (social science inquiry) di kembangkan oleh Massialas dan Cox (1966). Pemilihan strategi pembelajaran inkuiri sosial untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran sosial karena :
- Strategi ini khusus di rancang untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial.
- Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa strategi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial (Joice dan Weil, 1992).
- Strategi ini merupakan sinkronisasi antara teori mengajar dan teori belajar,yang memiliki prosedur yang sistematis dan mudah di terapkan oleh pengajar.
Strategi pembelajaran inkuiri sosial terdiri dari 6 tahap pembelajaran :
a. Orientasi (orientation).
b. Hipotesis (hypothesis).
c. Definisi (definition).
d. Eksplorasi (exploration).
e. Pembuktian (evidencing).
f. Generalisasi (generalization).
J. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL
Mayer (dalam Kirkley,2003) mengungkapkan bahwa terdapat 3 karakteristik pemecahan masalah,yaitu :
- Pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif,tetapi dipengaruhi oleh perilaku.
- Hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan / perilaku dalam mencari pemecahan.
- Pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Strategi pembelajaran pemecahan masalah IDEAL terdiri dari 5 tahap pembelajaran, yaitu:
a. Identifikasi masalah (identify the problem).
b. Mendefinisikan masalah (define the problem).
c. Mencari solusi (explore solution).
d. Melaksanakan strategi (act on the strategy).
e. Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh (look back and evaluate the effect).
Kirkley (2003) menyimpulkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap strategi pemecahan masalah IDEAL sebagai berikut :
- Strategi pemecahan masalah IDEAL lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA dibandingkan dengan strategi pemecahan lain.
- Penerapan strategi pemecahan masalah IDEAL terbukti secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemecahan masalah bidang IPA, baik untuk tingkat SMA maupun pendidikan tinggi.
Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Menurut Boud dan Felleti (1997) dan Fogarty (1997) strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.
Savoie dan Hughes (1994) menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :
- Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
- Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.
- Mengorganisasikan pembelajaran diseputar permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu.
- Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
- Menggunakan kelompok kecil.
- Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.
Adapun tahap-tahap strategi belajar berbasis masalah sebagai berikut :
a. Menemukan masalah.
b. Mendefinisikan masalah.
c. Mengunpulkan fakta.
d. Menyusun hipotesis (dugaan sementara).
e. Melakukan penyelidikan.
f. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.
g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif.
h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.