Contoh Analisis Bahasa berdasarkan teori Dell Hymes dan Bilingualisme Desember 2023
Contoh Analisis Bahasa berdasarkan teori Dell Hymes (SPEAKING)– Penganalisisan berdasarkan teori Dell Hymes (SPEAKING)Penulis ingin mengetahui apakah teori Speaking, Dell Hymes dapat membuktikan peristiwa tutur yang terjadi dalam dialog wawancara tersebut, tetapi karena adanya pencampuran bahasa yang memungkinkan perlu adanya pembuktian teori Speaking dari Dell Hymes. Keberlangsungan interaksi linguistik dalam satu ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, didalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Maka penulis menganalisis teori SPEAKING sbb:
Analisis Berdasarkan Bilingualisme
Jadi dari tuturan pada dialog wawancara di atas, penulis menemukan ujaran-ujaran bilingualism, kebiasaan pada penggunaan bahasa asing.
Analisis Berdasarkan Bilingualisme
Jadi dari tuturan pada dialog wawancara di atas, penulis menemukan ujaran-ujaran bilingualism, kebiasaan pada penggunaan bahasa asing.
Contoh Transkrip Percakapan :
Wartawan:
“Mba ita kalau boleh tahu, mba ita ini untuk kali ke berapa mengunjungi Los Angeles ini. “
Ita P : “Kalau tidak salah yang ke lima kali, tapi kalau untuk urusan menyanyi untuk yang ke tiga kali, dulu yang ke empat liburan, kalau sekarang bikin album rekaman, karena studionya okey, kebetulan mas budi sebagai komposernya, sebagai aranjer bang sunanam, itu tahun 1996 nah sekarang datang lagi 2007. “
Wartawan: “Wow”, any.. something specially”
Ita P : “Hampir 11 tahun. “
Wartawan: “Gimana kesan-kesannya mba? “
Ita P : “Yang pasti saat aku diundang pertama kali untuk nyanyi di sini perasaan sangat seneng banget, bisa bertemu dengan fans orang Indonesia di sini sekaligus bisa bernostalgia. “
Wartawan: “Mba ita sudah pernah ke san fransisco belum? “
Ita P : “Yes, I have been there, for a three times, udah tiga kali dong“
Wartawan: “Mungkin saya mewakili pemirsa voa di las vegas, ingin menanyakan ada rencana kapan mba ita ke las vegas? “
Ita P : “Ke las vegas sudah niat, bahkan sebelum pulang menemui fans saya dahulu, insya Allah.”
Wartawan : “Jika demikian terimakasih waktunya.”
Ita P. : “sama-sama.”
Contoh Transkrip Percakapan :
Wartawan:
“Mba ita kalau boleh tahu, mba ita ini untuk kali ke berapa mengunjungi Los Angeles ini. “
Ita P : “Kalau tidak salah yang ke lima kali, tapi kalau untuk urusan menyanyi untuk yang ke tiga kali, dulu yang ke empat liburan, kalau sekarang bikin album rekaman, karena studionya okey, kebetulan mas budi sebagai komposernya, sebagai aranjer bang sunanam, itu tahun 1996 nah sekarang datang lagi 2007. “
Wartawan: “Wow”, any.. something specially”
Ita P : “Hampir 11 tahun. “
Wartawan: “Gimana kesan-kesannya mba? “
Ita P : “Yang pasti saat aku diundang pertama kali untuk nyanyi di sini perasaan sangat seneng banget, bisa bertemu dengan fans orang Indonesia di sini sekaligus bisa bernostalgia. “
Wartawan: “Mba ita sudah pernah ke san fransisco belum? “
Ita P : “Yes, I have been there, for a three times, udah tiga kali dong“
Wartawan: “Mungkin saya mewakili pemirsa voa di las vegas, ingin menanyakan ada rencana kapan mba ita ke las vegas? “
Ita P : “Ke las vegas sudah niat, bahkan sebelum pulang menemui fans saya dahulu, insya Allah.”
Wartawan : “Jika demikian terimakasih waktunya.”
Ita P. : “sama-sama.”
Setting dan Scene- Tuturan yang terjadi pada kegiatan berwawancara di atas terdapat setting pada saat siaran berita di VOA, saat lawan tutur Ita Purnamasari diwawancarai yaitu malam hari. Scene mengacu pada situasi tempat di tempat siaran VOA, dalam padu padan dialog situasi informal tersebut menjadi perhatian audiens, atau situasi kejiwaan pembicaraan pada kegiatan wawancara di atas, terdapat unsur-unsur pertanyaan yang terjawab dari penyampaian penutur (pewawancara) dalam hal ini.
Participants- Partisipan yang ada dalam tuturan dialog dalam kegiatan wawancara di atas adalah adanya pembicara/penutur dan pendengar/lawan tutur, yaitu penutur (pewawancara) dan lawan tutur (Ita P.). Teori inilah yang dapat menganalisis siapa pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan sebuah dialog.
Ends
Ends –Tujuan pertuturan pada dialog wawancara di atas, terdapat komunikasi verbal yang yang menuntut pemahaman penutur, untuk ditindaklanjuti sebagai bahan untuk diketahui lawan tutur ketiga. Hal ini dilakukan penutur, agar lawan tutur memberikan pernyataan-pernyatan yang dikemukakan. Penulis mengapresiasi baik atas tindak tutur yang dilakukan pada dialog tersebut.
Participants- Partisipan yang ada dalam tuturan dialog dalam kegiatan wawancara di atas adalah adanya pembicara/penutur dan pendengar/lawan tutur, yaitu penutur (pewawancara) dan lawan tutur (Ita P.). Teori inilah yang dapat menganalisis siapa pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan sebuah dialog.
Ends
Ends –Tujuan pertuturan pada dialog wawancara di atas, terdapat komunikasi verbal yang yang menuntut pemahaman penutur, untuk ditindaklanjuti sebagai bahan untuk diketahui lawan tutur ketiga. Hal ini dilakukan penutur, agar lawan tutur memberikan pernyataan-pernyatan yang dikemukakan. Penulis mengapresiasi baik atas tindak tutur yang dilakukan pada dialog tersebut.
Act sequence -Dialog yang terjadi pada wawancara di atas, terdapat pemengaruhan terhadap lawan tutur perempuan, pemengaruhan tersebut berupa emosi secara langsung yang disampaikan. Haruslah mengetahui dengan santun pada sesorang.
Act sequence -Dialog yang terjadi pada wawancara di atas, terdapat pemengaruhan terhadap lawan tutur perempuan, pemengaruhan tersebut berupa emosi secara langsung yang disampaikan. Haruslah mengetahui dengan santun pada sesorang.
Key- Intonasi yang digunakan pada pertuturan wawancara tersebut terdapat rasa hormat dan pemujian terhadap lawan tutur.
Instrumentalities
Instrumentalities –Secara instrumentalities komunikasi pada tuturan wawancara di atas, bisa berupa lisan komunikasi.Contoh Analisis Bahasa berdasarkan teori Dell Hymes
Key- Intonasi yang digunakan pada pertuturan wawancara tersebut terdapat rasa hormat dan pemujian terhadap lawan tutur.
Instrumentalities
Instrumentalities –Secara instrumentalities komunikasi pada tuturan wawancara di atas, bisa berupa lisan komunikasi.Contoh Analisis Bahasa berdasarkan teori Dell Hymes
Norm- Interaksi dialog seorang penutur memiliki etika, hal ini diasumsikan karena kebiasaan seorang jurnalis dalam menggali informasi, tetapi walaupun demikian unsur etika dalam penyampaian maksud norma dan aturan terkadang tidak digunakan pada satu situasi. Penafsiran terhadap ujaran dari pembicara dan lawan bicara, memiliki aturan tersendiri yang dituangkan dalam penggunaan bahasa, sesuai dengan kaidah tuturan.
Genre- Bentuk komunikasi ujaran yang disampaikan lawan tutur, adalah berbentuk deskripsi. Tentu disiplin ilmu yang meungkinkan mengembangkan istilah untuk jenis tindak tutur terkadang memiliki istilah sendiri. Menggambarkan merefleksikan realitas kehidupan sehari-hari.
Interferensi disini ialah masuknya suatu bahasa kedalam bahasa yang lain. Faktor penentu yang menyebabkan bilingualisme ialah bahasa yang digunakan, bidang penggunaan bahasa, dan mitra berbahasa pada dialog wawancara yang terpisah mempertahankan diri secara lebih siap dalam sistem kesukuan yang dekat, di mana hubungan darah mendominasi semua aktivitas. Sebaliknya, pilihan kata khusus yang berbeda secara linguistik, dipertahankan melalui kendala status yang ditentukan, antara artis lawan tutur dan pewawancara sebagai penutur. Apabila perubahan sosial menyebabkan rontoknya struktur ujaran-ujaran dan pembentukan ikatan-ikatannya, maka kendala linguistik antar berbagai variasi juga rontok. Dialog yang terjadi pada penutur dan lawan tutur pada dialog wawancara di atas, dapat penulis analisis dengan bilingualisme karena adanya penyesuaian diri dengan peran penutur yang dwi bahasa, atau adannya tujuan tertentu seorang penutur kadang dengan sengaja bilingual terhadap mitra tutur karena suatu tujuan.
Dua tipe bilingualisme setara yaitu bilingualisme yang terjadi pada penutur yang memiliki penguasaan bahasa secara relatif sama. Di dalam bilingualisme setara ini terdapat proses berfikir yang cepat. Seperti pada ujaran-ujaran:
“Yes, I have been there, for a three times, udah tiga kali dong“
Tipe ujaran penutur kedua yakni bilingualisme majemuk, bilingualisme ini terjadi pada penutur yang tingkat kemampuan menggunakan bahasanya tidak sama. Sering terjadi kerancuan dalam bilingualisme ini sehingga dapat menyebabkan interferensi. Seperti pada ujaran
“Wow”, any.. something specially”
Interferensi disini ialah masuknya suatu bahasa kedalam bahasa yang lain. Faktor penentu yang menyebabkan bilingualisme ialah bahasa yang digunakan, bidang penggunaan bahasa, dan mitra berbahasa pada dialog wawancara yang terpisah mempertahankan diri secara lebih siap dalam sistem kesukuan yang dekat, di mana hubungan darah mendominasi semua aktivitas. Sebaliknya, pilihan kata khusus yang berbeda secara linguistik, dipertahankan melalui kendala status yang ditentukan, antara artis lawan tutur dan pewawancara sebagai penutur. Apabila perubahan sosial menyebabkan rontoknya struktur ujaran-ujaran dan pembentukan ikatan-ikatannya, maka kendala linguistik antar berbagai variasi juga rontok. Dialog yang terjadi pada penutur dan lawan tutur pada dialog wawancara di atas, dapat penulis analisis dengan bilingualisme karena adanya penyesuaian diri dengan peran penutur yang dwi bahasa, atau adannya tujuan tertentu seorang penutur kadang dengan sengaja bilingual terhadap mitra tutur karena suatu tujuan.
Dua tipe bilingualisme setara yaitu bilingualisme yang terjadi pada penutur yang memiliki penguasaan bahasa secara relatif sama. Di dalam bilingualisme setara ini terdapat proses berfikir yang cepat. Seperti pada ujaran-ujaran:
“Yes, I have been there, for a three times, udah tiga kali dong“
Tipe ujaran penutur kedua yakni bilingualisme majemuk, bilingualisme ini terjadi pada penutur yang tingkat kemampuan menggunakan bahasanya tidak sama. Sering terjadi kerancuan dalam bilingualisme ini sehingga dapat menyebabkan interferensi. Seperti pada ujaran
“Wow”, any.. something specially”