Pengertian Hari Tasyrik | Keutamaan Beramal Pada Hari-hari Tasyriq Desember 2023
Keutamaan Beramal Pada Hari-hari Tasyriq – Istilah tasyrik diambil dari kata [شرقت الشمش] yang artinya matahari terbit. Menjemur sesuatu, dalam bahasa Arab dinyatakan: [شَرَّقَ الشَيْءَ لِلشَّمْشِ].
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari tasyrik meliputi empat hari, hari Idul Adha dan 3 hari setelahnya.
Abu Ubaid mengatakan:
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari tasyrik meliputi empat hari, hari Idul Adha dan 3 hari setelahnya.
Abu Ubaid mengatakan:
Ada dua pendapat ulama tentang alasan penamaan hari-hari tersebut dengan hari tasyrik:
Pertama, dinamakan hari tasyrik karena kaum muslimin pada hari itu menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng.
Kedua, karena kegiatan berqurban, tidak dilakukan, kecuali setelah terbit matahari. (Lisanul Arab, 10:173).
Pertama, dinamakan hari tasyrik karena kaum muslimin pada hari itu menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng.
Kedua, karena kegiatan berqurban, tidak dilakukan, kecuali setelah terbit matahari. (Lisanul Arab, 10:173).
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas menjelaskan, ayyamun ma’lumat adalah 10 hari awal bulan Dzulhijjah sedang kan ayyamun ma’dudat adalah hari-hari tasyrik yang disebut juga hari Mina karena pada hari-hari itulah jamaah haji menetap di Mina.
Ia juga hari-hari raya bagi umat Islam yang sangat diagungkan dan kita diharamkan berpuasa. Sebab, hari itu merupakan hari makan dan minum serta berzikir kepada Allah SWT. Pada hari itu, diharamkan bagi umat Islam berpuasa kecuali jamaah haji yang me laksanakan haji tamattu’ dan qiran serta ia tidak mampu menyembelih hadyun yang diwajibkan atasnya ( dam ), ia juga belum berpuasa pada hari-hari sebelumnya. Wallahu a’lam bish shawab
Keutamaan Beramal Pada Hari-hari Tasyriq
Hadits Bukhari 916
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ مُسْلِمٍ الْبَطِينِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ
Tidak ada amal yg lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selian berkurban. Para sahabat berkata, Tidak juga jihad?
Beliau menjawab: Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yg keluar dari rumahnya dgn mengorbankan diri & hartanya (di jalan Allah), lalu dia tak kembali lagi. [HR. Bukhari
Selengkapnya tentang Idul Adha :
1. Proposal Kegiatan Idul Adha
2. Puisi Idul Adha Terbaru
Sekian semoga artikel ini bermanfaat.