CONTOH PROPOSAL PENGGUNAAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM UPAYA MENINGKATKAT PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD Desember 2023

CONTOH PROPOSAL PENGGUNAAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM UPAYA MENINGKATKAT PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang masalah
            Pembelajaran dengan menggunakan metode mempresentasikan ide pada rekan peserta lain merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan kurikulum saat ini. Pembelajaran dengan menggunakan metode belajar mempresentasikan ide pada rekan peserta laindinilai memungkinkan guru memberikan lebih banyak perhatian terhadap siswa danmemungkinkan terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Adakalanya siswa lebih mudah belajar dari temannya sendiri, adapula siswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih temannyasendiri. Pembelajaran cara ini mendorong siswa belajar lebih efektif, memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatifdan sifat kepemimpinan siswa, serta dapat memenuhi kebutuhan secara optimal.
            Banyak guru, terutama yang mengajar mata pelajaran IPS, menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan metode belajar mempresentasikan ide pada rekan peserta lain . Mereka telah membagi tugas terlebih dahulu mengenai materi yang akan di bahas untuk di pelajari. Namun, guru-guru tersebut mengeluh bahwa hasil kegiatannya tidak seperti yang mereka harapkan.Siswa bukannya memanfaatkan kegiatan tersebut secara baikuntuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka, malah memboroskan waktu dengan bermain, bergurau dan sebagainya. Para siswa pun mengeluhtidak bisa menemukan materi lainselain materi yang di berikan oleh guru karena keterbatasan sumber belajar. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM UPAYA MENINGKATKAT PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI SITUJAYA I KECAMATAN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT”
B.   Rumusan Masalah
Merujuk uraian pada latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dapat meningkatakan hasil belajar IPS di SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut?
2.      Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran IPS dengan diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif model student facilitator and explaining  pada siswa
di SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut?
C.TujuanPenelitian
1.    Mendapatkan informasi tentang penggunaanmodel pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dalam meningkatkan hasil belajar IPS di SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut
2.    Mengetahui peningkatan prestasi belajar di SDN Situjaya I Kecamatan  Karangpawitan Kabupaten Garut pada mata pelajaran IPS Terpadu setelah diterapkannya pembelajarankooperatiftipestudent facilitator and explaining.
D.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, sebagai berikut:
  1. Bagi sekolah sebagai penentu kebijakan,sebagai salah satu upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu .
  2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
  3. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
  
  BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Kerangka Teoritik
1.    Pengertian Hasil Belajar
                  Hasil belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan
      belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalahpenguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
                  Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
b.       Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c.       Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
2.  Pembelajaran Kooperatif
a.  Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar sesamanya.Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro (200: 78) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”
b.     Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya: “(1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan” (Abdurrahman & Bintoro, 2000:78-79)
3.    MetodeStudent Facilitator and Explaining
      Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode yang mengharuskan guru untuk memfasilitasi dan mengembangkan potensi yang di miliki siswa.Metode ini menurut guru untuk memfasilitasi kegiatan pembelajran misalnya dengan menyediakan alat peraga, sumber referensi dan bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.Metode ini juga menuntut guru untuk mengetahui potensi yang di miliki siswa, sehingga pelaksanaan pengajaran tersebut bisa di sesuaikan dengan potensi yang di miliki siswa.Agar tujuan pembelajaran dapat di harapkan bisa tercapai.
     Selain itu, metode ini juga mengharuskan siswa untuk lebih aktif, berani untuk mengemukan pendapat dan bisa menyanpaikan kembali apa yang telah di dapat selama proses pembelajaran kepada teman-temannya selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga dengan di laksanakannya metode pembelajaran ini bisa melahirkan siswa yang aktif, inovatif dan kreatif.
            Menurut Kiranawati (2007) langkah-langkah pembelajaran dari metode student facilitator and explaining adalah:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai;
  2. Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi;
  3. Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan / peta /konsep maupun yang lain-lain
  4. Guru menyampaikan ide / pendapat dari siswa;
  5. Guru menerangkan semua materi yang di sajikan saat itu;
  6. Penutup
            Kelebihan metode student facilitator and explainingadalah “siswa di ajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain,dapat mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut”.(Kiranawati 2007)
Di samping memiliki kelebihan tipe ini juga mempunyai kekurangan-kekurangan,di antaranya menurut Kiranawati (2007) kekurangan tersebut adalah
1.    Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
2.    Banyak siswa yang kurang aktif
            Kekurangan-kekurangan tersebut dapat di atasi dengan kemampuan dan potensi yang di miliki oleh guru untuk menjadi motivator bagi siswa dan dapat merancang kegiatan pembelajaran semenarik mungkin supaya siswa tidak merasa bosan danjenuh selama kegiata pembelajran berlangsung.
B.       Kerangka Berpikir
            Peranan guru dalam proses belajar mengajar bila ditelusuri secara mendalam, proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pndidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pemgajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokan kedalam tiga katagori utama, yaitu :
1.      Guru
2.      Isi mata pelajaran
3.      Siswa
     Interaksi antara ke tiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media dan penataan lingkungan tempat belajar, sehigga terjadi situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu :
  1. Merencanakan
  2. Melaksanakan pengajaran
  3. Memberikan balikan
            Perencanaan proses belajar mengajar yang dibuat, merupakan antisipasi perkiraan tentang apa yang akan dilaksanakan dalam pengajaran, sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan yang duharapkan. Dalam melakukan proses pengajaran sebelumnya seorang pengajar harus mempunyai :
  1. Rencana atau tujuan yang hendak dicapai;
  2. Bahan pengajaran apa yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan
  3. Bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan
  4. Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak. (Ali, 2002; 4-5).
            Berdasarkan uraian diatas dalam melaksanakan proses pengajaran, ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar itu, diantaranya:
  1. Faktor Guru
            Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri.Pola mengajar ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran.
  1. Faktor Siswa
     Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian.Kecakapan yang dimiliki siswa itu mempunyai kecakapan potensial.
  1. Faktor Kurikulum
            Secara sederhana arti kurikulum ini menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
  1. Faktor lingkungan
            Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
  1. Media atau Alat Peraga
            Media atau alat peraga adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang di sampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya perbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak perbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.
            Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan media atau alat peraga pengajaran dari pada siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran dan metode yang sesuai.
C.   Hipotesis Tindakan
            “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkinatau paling tinggi tingkat kebenarannya” (Margono, 2004:67). Bertitik tolak dari pendapat tersebut, hipotesi penelitian tindakan sebagai berikut:
  1. Degan disusunnya rencana pembelajaran tentang Students Facilitator And Explaining, maka kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Students Facilitator And Explaining dapat meningkat.
  2. Setelah melaksanakan kegiayan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Students Facilitator And Explaining, maka diharapkan kemampuan guru dalam melaksanakan prpses pembelajaran dengan metode tersebut dapat meningkat.
  3. Setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Students Facilitator And Explaining, maka diharapkan pemahaman siswa tentang perkembangan kehidupan zaman pra sejarah di Indonesia dapat meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.      Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Situjaya I Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut.
2.      Prosedur Penelitian
a.       Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran,latihan soal,pembahasan latihan soal,tugas pekerjaan rumah (kegiatan penelitian utama) pembahasan PR, ulangan harian.
b.      Tindakan (action)/ kegiatan,mencangkup
1)      Siklus I, meliputi : pendahuluan,kegiatan pokok dan penutup.
2)      Siklus II (sama dengan siklus I)
3)      Siklus III (sama dengan siklus I dan II)
c.       Observasi
Observasi dilaksanakan waktu penelitian,teknik yang dilakukan adalah tekhnik obervasi terstruktur.Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan pedoman berupa angket siswa dan lembaran obervasi.  Observasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung agar data yang didapatkan valid.
d.      Refleksi
Di dalam refleksi perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
3.      Sumber, Jenis dan teknik Pengumpulan Data
a.       Sumber Data :
Meluputi nilai ulangan harian, catatan hasil observasi guru.
b.      Jenis Data
1)      Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari evaluasi hasil belajar
2)      Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa.
c.       Teknik Pengumpulan Data
No
Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Ket
1.
Penilaian hasil belajar
Di lakukan setelah KBM
2.
Lembar pengamatan siwa
Di lakukan saat KBM
3.
Pendapat siswa tentang diskusi
Di lakukan setelah KBM
4.      Jadwal
No.
Kegiatan
Minggu ke
Oktober
Nopember
Desember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Perencanaaan
2.
Proses pembelajaran
3.
Evaluasi
4.
Pengumpulan data
5.
Analisis data
6.
Penyuluhan hasil
7.
Pelaporan hasil
  
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
            Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
            Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
            Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah PanitianPelatihan Penulisan
Poerwodarminto.1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.
Slameto, 1988.Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
    
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==