STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF – PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN QUANTUM September 2024

STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF
a. Mengembangkan beberapa pemecahan masalah yang kreatif untuk suatu masalah
b. Memberikan beberapa cara dalam memecahkan suatu masalah
c. Membuat daftar beberapa kemungkinan solusi untuk suatu masalah

Kreativitas dan produktivitas merupakan hal yang saling berkaitan, dan dalam proses pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan. 

Pembelajaran kreatif – produktif merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Strategi quantum secara khusus dirancang untuk membuat proses pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik.

A.    STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF
Dalam mengajari siswa agar menjadi kreatif  (teach student some creativity methods) dapat dilakukan dengan :

a. Mengembangkan ide sebanyak-banyaknya
b. Mengembangkan ide berdasarkan ide-ide orang lain
c. Jangan memberi kritik pada sa’at pengembangan ide
d. Mengevaluasi ide-ide yang sudah ada
e. Menyimpulkan ide yang terbaik

Menerima ide-ide kreatif yang dihasilkan siswa (accept the result of creative exercises), Secara operasional hal ini bisa dilakukan dengan :

a. Memberi catatan tentang aspek yang positif dari ide
b. Memberi catatan tentang aspek yang negatif dari ide
c. Memberi catatan hal yang sangat menarik dari ide

Menurut Marzano (1992) dalam proses pembelajaran konstruktivisme, guru harus mampu menumbuhkan kebiasaan berfikir produktif, yang ditandai dengan :
a. Menumbuhkan kemampuan berfikir dan belajar yang teratur secara mandiri
b. Menumbuhkan sikap kritis dalam berpikir
c. Menumbuhkan sikap kreatif dalam berpikir dan belajar

Karakteristik strategi pembelajaran kreatif – produktif antara lain :
  1. Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pebelajaran
  2. Siswa didorong untuk menemukan / mengonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi, diskusi, atau percobaan
  3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama
  4. Pada dasarnya untuk menjadi kreatif seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri

 1.      Tahap Pembelajaran
 Terdapat 5 tahap strategi pembelajaran kreatif – produktif, yaitu :
 a.    Orientasi
Dalam hal ini guru mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diterapkan. Menurut Borich (1988) tahap Orientasi sangat penting dilakukan pada awal pembelajaran, karena dapat memberi arah dan petunjuk bagi siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

 b.     Eksplorasi
Dalam tahap ini siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah / konsep yang dikaji. Menurut Black (2003) melalui kegiatan eksplorasi siswa akan diransang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya (curiosity) dan hal tersebut dapat memacu kegiatan belajar selanjutnya.

 c.    Interpretasi
Dalam tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan. Menurut Brooks & Brooks (1993) tahap interpretasi sangat penting dilakukan dalam kegiatan pembelajaran karena melalui tahap interpretasi siswa didorong untuk berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi) sehingga terbiasa dalam memecahkan masalah meninjau dari beberapa aspek.

 d.   Re-kreasi
Dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahamannya terhadap konsep  / topik / masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Menurut Clegg & Berch (2001) pada setiap akhir suatu pembelajaran, sebaiknya siswa dituntut untuk mampu menghasilkan sesuatu sehingga apa yang telah dipelajarinya menjadi bermakna, lebih-lebih untuk memecahkan masalah yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari.

 e.   Evaluasi
Evaluasi pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan siswa.

2. Hasil Penelitian

Beberapa model pembelajaran konstruktivisme yang menjadi landasan strategi kreatif-produktif juga telah terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Murphy, 1997; Brooks, & Brooks, 1993). Pada pihak lain strategi pembelajaran koperatif (Molyneux, 1992: Lie, 2002) yang juga menjadi landasan strategi kreatif-produktif juga terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

B.     STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING)
1.      Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. (CORD, 2001; Thomas, Mergendoller,& Michaelson, 1999; Moss, Van-Duze,Carol, 1998).

Sedangkan menurut Buck Institute For Education (1999) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut :
  1. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.
  2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
  3. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.
  4. Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.
  5. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.
  6. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
  7. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
  8. Kelas memilki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

2.  Dukungan Teoritis Pembelajaran Berbasis Proyek

Secara teoritis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan Wong, 2000). Activity theory [online] menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas :

a.       Tujuan yang ingin dicapai
b.      Subjek yang berada dalam konteks
c.       Suatu masyarakat dimana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan
d.      Alat-alat
e.       Peraturan kerja dan pembagian tugas

3.      Langkah-langkah Mendesain Suatu proyeky
Stienberg (1997) mengajukan 6 strategi dalam mendesain suatu proyek yang disebut dengan : The Six A’s Of Designing Projects, yaitu :

1.      Authenticity (keautentikan)
2.      Academic Rigor (ketaatan terhadap nilai akademik)
3.      Applied Learning (belajar kepada dunia nyata)
4.      Active Exploration (aktif meneliti)
5.      Adult Relationship (hubungan dengan ahli)
6.      Assessment (penilaian)

Ke 6 langkah evaluatif tersebut dapat dijadikan pedoman dalam merancang suatu bentuk pembelajaran berbasis proyek.

4.      Pedoman Pembimbingan

Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang  perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara lain yaitu :

a.       Keauntetikan.
b.      Kekuatan terhadap nilai-nilai akademik.
c.       Belajar pada dunia nyata.
d.      Aktif meneliti.
e.       Hubungan dengan ahli.
f.       Penilaian.

5.      Hasil penelitian
Penelitian Suhartadi (2001) menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek terbukti dan teruji sebagai model belajar / pembelajaran yang mampu menumbuhkan kemandirian siswa, khususnya pada pembelajaran yang memungkinkan untuk dilaksanakan kerja proyek. Penelitian Kukuh, Kuncoro,dan Wena (2003) pada matakuliah proyek akhir program D3 teknik sipil fakultas teknik universitas negeri malang menyimpulkan sebagai berikut :

  1. Model pembelajaran berbasis proyek secara signifikan dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Hal ini terlihat dari beberapa indikator seperti peningkatan motivasi belajar, hasil belajar,dan efektivitas penggunaan waktu.
  2. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek telah mampu memberikan pengetahuan tentang konsep, prosedur,dan penerapan model tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran tugas akhir mahasiswa.


C.    STRATEGI PEMBELAJARAN KUANTUM (QUANTUM TEACHING)
Pembelajaran kuantum merupakan cara baru yang memudahkan dalam proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah, untuk segala mata pelajaran.
Pembelajaran kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar (DePorter, Hernack, 2001).

1.       Asas utama pembelajaran Quantum
Pembelajaran Quantum bersandar pada suatu konsep, yaitu “bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa”. Hal ini berarti bahwalangkah pertama seorang guru dalam kegiatan PBM adalah memahami atau memasuki dunia siswa, sebagai bagian kegiatan pembelajaran. Tindakan ini akan memberi peluang / izin pada guru untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan kegitan siswa dalam PBM.
2.       Prinsip-prinsip pembelajaran Quantum
Menurut De Porter, model pembelajaran ini memiliki 5 prinsip, yaitu :
a.       Segalanya berbicara
b.      Segalanya bertujuan
c.       Pengalaman sebelum pemberian nama
d.      Akui setiap usaha
e.       Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan

3.      Model pembelajaran kuantum
Model pembelajaran Quantum dibagi atas 2 katagori, yaitu konteks dan isi (DePorter, Reardon & Nourie, 2001). Konteks meliputi (1) lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, dan (4) rancangan. Sedangkan isi mencakup masalah penyajian dan fasilitasi (mempermudah proses belajar).

Dalam konteks guru dituntut harus mampu menggubah :
(1)   Suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM
(2)   Landasan yang kukuh untuk kegiatan PBM
(3)   Lingkungan yang mendukung PBM
(4)   Rancangan pembelajaran yang dinamis
Sedangkan dalam isi guru dituntut untuk mampu menerapkan keterampilan penyampaian isi pembelajaran dan strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya.

4.      Kerangka rancangan pembelajaran Quantum
Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran Quantum, dikenal dengan singkatan “TANDUR” yang merupakan kepanjangan dari :

T = tumbuhan
A = alami
N = namai
D = demonstrasikan
U = ulang
R = rayakan

(DePorter Reardon & Nourie, 2001). Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi pembelajaran kuantum.

5.      Hasil penelitian
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pembelajaran quantum mampu : 68% meningkatkan motivasi belajar, 73% meningkatkan skor / nilai, 81% meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri,dan 98% melanjutkan penggunaan keterampilan.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==